Senin, 28 Februari 2011

Kenalkan Futsal di Lingkungan Sekolah Adakan Tanding Dengan Sekolah RSBI


Futsal atau olahraga sepakbola mini ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi SMPN 3 Sukowono, pasalnya sekolah yang termasuk dalam Unit Sekolah Baru (USB) dan terletak di Desa Pocangan Kecamatan Sukowono tersebut, masyarakatnya masih sangat asing dengan keberadaan futsal yang selama ini banyak digandrungi oleh pelajar dan mahasiswa yang tinggal diperkotaan. Sebagai upaya mengenalkan futsal dan mempromosikan SMPN 3 Sukowono kepada masyrakat setempat untuk menjaring siswa baru dalam penerimaan siswa baru (PSB) pada tahun ini, maka sekolah yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso tersebut sengaja beberapa waktu lalu sempat mengadakan gelar pertandingan futsal yang ditempatkan di lapangan Desa Pocangan dan berjalan cukup seru .
Tidak tanggung-tanggung lawan yang didatangkan adalah SMPN 3 Jember yang menyandang predikat sekolah berstandat internasional (RSBI), karuan saja laga futsal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi ratusan penonton yang tidak lain adalah masyarakat sekitar lingkungan sekolah tersebut.Meski tim futsal di SMPN 3 Sukowono baru terbentuk, namun tidak mengurangi nyali untuk bertanding berhadapan dengan lawan yang kemampuan bermain futsalnya sudah teruji.Diusungnya futsal SMPN 3 Jember ke sekolah tersebut bukan tanpa alasan, mengingat Drs. Putu Purwonodadi, MPd yang baru beberapa bulan dipercaya sebagai Kepala SMPN 3 Sukowono tersebut, dulunya memang pernah bertugas menjadi guru matematika di SMPN 3 Jember, sehingga boleh jadi pertandingan futsal itu untuk menjalin hubungan silahtuhrahmi antara dua sekolah tersebut.
“Pertandingan futsal ini hanya sekedar uji coba antara SMPN 3 Sukowono dengan SMPN 3 Jember, selain itu juga untuk mengenalkan futsal kepada masyarakat Desa Pocangan. Dari pertandingan ini diharapkan futsal akan diterapkan di SMPN 3 Sukowono, ternyata hal tersebut direspon positif oleh masyarakat di lingkungan sekolah yang menginginkan olahraga ini dimasukkan dalam kegiatan ekstra kurikuler.Hal itu sangat mungkin futsal dikembangkan di SMPN 3 Sukowono, mengingat di Desa Pocangan sendiri sudah tersedia lapangan yang siap digunakan oleh siswa untuk latihan futsal. Memang futsal di kalangan masyarakat Desa Pocangan belum begitu dikenal oleh masyarakat, begitu sekolah mengundang tim futsal SMPN 3 Jember sambutan mawsyarakat sangat luar biasa sekali dan hal itu terlihat dari banyaknya penonton yang menyaksikan hingga akhir pertandingan meskipun SMPN 3 Sukowono terpaksa harus mengakui kehebatan timj futsal SMPN 3 Jember,”jelas Putut.
Dalam menit awal babak pertama tim futsal SMPN 3 Sukowono mampu mengimbangi tempo permainan SMPN 3 Jember, bahkan tim fulsal tuan rumah lewat tendangan maut kaki Nur Hasan di menit ke dua puluh babak pertama mampu menjebol kekuatan tim SMPN 3 Jember sehingga skor berubah menjadi 1-0. Namun kehebatan SMPN 3 Sukowono terpaksa kandas hingga babak kedua dengan skor 5-2 untuk kemenangan tim futsal tamu SMPN 3 Jember, kekalahan tersebut bisa dimalkumi karena SMPN 3 Sukowono masih minim pengalaman dibidang futsal bila dibanding dengan lawannya.Sementara itu Haedori Ketua Komite Sekolah SMPN 3 Jember menyambut baik pertandingan futsal persahabatan ini, namun dirinya berharap jalinan yang telah terbentuk antara SMPN 3 Jember dan SMPN 3 Sukowono bisa ditindaklanjuti dalam dengan kerjasama dibidang pembelajaran.
Dibagian lain Kabag Humas Pemkab Jember Drs Agus Slameto, MSi menilai pertandingan futsal antara SMPN 3 Sukowono dengan SMPN 3 Jember juga bagian dari memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, tidak dipungkiri kelak olahraga ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat di Kecamatan Sukowono dan dapat dijadikan ikon bagi SMPN 3 Sukowono yang usia berdirinya relatif masih cukup muda bila dibanding dengan sekolah lainnya di Kabupaten Jember. (mc_humas/jbr-win)

Minggu, 27 Februari 2011

Mencegah Zat Kimia dalam Jajanan Siswa, Sekolah Diharapkan Buat Kantin Sehat


Jember Terbina. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jember akan memberikan sikap terkait beredarnya zat kimia yang terdapat dalam jajanan atau makanan ringan yang dijual kepada siswa disekolah-sekolah khususnya sekolah dasar.
Dari sekian temuan, 60% jajanan yang dijual pedagang di luar lingkungan sekolah disiyalir terdapat zat kimia atau mengandung bahan pengawet yang cukup membahayakan bagi kesehatan siswa. Oleh karenanya, efek yang yang dihasilkan akan sangat membahayakan bagi kesehatan siswa serta melemahkan mental dan daya fakir dalam belajar.
Untuk menyikapi hal tersebut, kiranya dalam waktu dekat ini perlu kesapahaman dengan berbagai pihak untuk menilai pentingnya menjaga kesehatan para siswa serta memberikan sosialisasi bagi para pedagang jajanan diseluruh lingkup sekolah se-Kabupaten Jember. Ungkap Sekretaris PGRI Jember Edi Suyanto saat dikonfirmasi mengenai prioritas kesehatan siswa terhadap jajanan di sekolah.
Edi menjelaskan, upaya koordinasi akan dilakukan secara cepat dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan serta lainnya untuk mengantisipasi jajanan bagi siswa yang diduga sudah tidak menyehatkan lagi. Selain itu, hasil kerjasama nanti juga diharapkan dapat memberikan solusi yang kongkret dan baik bagi seluruh pihak yang terkait.
“Kami juga akan memberikan himbauan terhadap seluruh orang tua siswa agar memberikan pengertian serta tidak membiasakan anak-anaknya untuk membeli jajan di luar lingkungan sekolah”. Lanjut Edi.
Ditambahkan Edi, Selain himbauan orang tua, keberadaan para pedagang yang biasa mangkal di sekolah-sekolah diupayakan untuk perlu dibina dan dipahamkan agar senantiasa mementingkan kualitas jajanan yang dijual kepada anak-anak siswa sekolah. Seperti diketahui pada umumnya para pedagang memang lebih mencari keuntungan dan tidak mau tanggungjawab apabila terjadi keracunan akibat mekonsumsi barang dagangannya.
Selama ini perhatian terhadap kesehatan siswa yang diakibatkan oleh makanan ringan atau jajanan sekolah memang kurang didengar. Hal ini dikarenakan belum adanya kasus yang terjadi di Jember. Berbagai contoh kasus didaerah lain terungkap bahwa akibat membeli makanan diluar lingkungan sekolah, banyak siswa yang mengalami gangguan kesehatan bahkan sampai keracunan bersama atau missal.
Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, PGRI Jember akan segera menerapkan agar di tiap-tiap sekolah terdapat kantin sehat. Hal ini dilakukan supaya jajanan atau makanan yang disediakan dapat dijaga kualitasnya serta dipertanggungjawabkan. “Kalaupun ada apa-apanya, apabila jajanan kantin yang dijual kepada anak-anak siswa sekolah itu mengandung zat kimia maka dapat ditanggung bersama-sama”. Tuturnya.(mc_humas/jbr-topan)

Untuk Tingkatkan Efisiensi dan PAD, Dinas Pasar Merger Pasar Tradisonal


Jember Terbina. Gerakan penggabungan atau memerger pasar tradisional di Jember akan segera terwujud. Hal ini terkait dengan program pemerintah Kabupaten Jember yang menginginkan agar keberadaan pasar-pasar tradisional tersebut dipertahankan serta dapat memberikan tambahan terhadap Pendapatan Asli Daerah atau PAD Jember
Dari data Dinas Pasar Kabupaten Jember, terdapat 31 pasar yang tersebar di Kabupaten Jember. 11 unit pasar berada di wilayah kota dan 20 unit lainnya tersebar di beberapa wilayah se-Kecamatan Jember.
Adapun untuk sementara Dinas Pasar menyiapkan 14 unit pasar akan dimerger menjadi 7 diantaranya, Pasar Sukowono dan Sukosari, Pasar Tegalboto dan Kepatihan, pasar Gebang dan pasar Burung, pasar Kreongan dan Patrang, pasar Wirolegi dan Sukorejo, pasar petung dan Bangsalsari, dan pasar Menampu dengan Geladak Merah. Demikian ungkap Kepala Dinas Pasar Pemkab Jember, Drs. Hasi Madani.
Dinas Pasar Pemkab Jember, Drs. Hasi Madani mengatakan, gerakan merger pasar dimaksudkan untuk mengatur pengelolaan yang lebih efesien dan baik. Disamping itu, penggabungan ini diharapkan supaya pasar tradisional dapat berbenah ditengah persaingan pasar modern.
“Pasar tradisional harus segera berbenah, mulai dari perbaikan infrastruktur, perbaikan mutu pelayanan, kemudian menjaga kebersihan serta keamanan. Jika ini tidak segera dilakukan, masyarakat sebagai pedagang dan konsumen akan meninggalkan pasar tradisional”, kilahnya.
Hasi Madani juga menambahkan, pasar-pasar yang akan dimerger adalah pasar yang jumlah pedagangnya berkurang hingga 50 persen lebih. “Dinas Pasar Akan menempatkan satu mantra pasar untuk mengelola pasar-pasar tersebut”, Katanya
Lanjut Hasi, secara umum pasar tradisional saat ini cukup memprihatinkan. Keberadaan toko waralaba dan pasar modern yang menjamur didekat pasar tersebut menimbulkan persaingan yang akan mengancam berkurangnya jumlah konsumen. Karena menurut hasil penelitian sebuah lembaga menyebutkan, pasar tradisional mengalami penurunan delapan persen per tahun, sedangkan pasar modern berkembang 31 persen per tahun
Ditarget Rp. 4.33 miliar untuk PAD
Sementara itu, DPRD Kabupaten Jember memberikan target kepada Dinas Pasar agar meraup pemasukan Rp 4,33 miliar, baik dari intensifikasi maupun ekstensifikasi. Target ini disampaikan mengingat Dinas Pasar Pemkab Jember berhasil menyumbang PAD yaitu sebesar Rp. 3,9 miliar ditahun 2009, dari yang ditargetkan Rp 3,5 miliar. Sedangkan ditahun 2010, dari Rp 3,7 miliar, menjadi Rp 4,2 miliar.
Meningkatnya target tersebut merupakan tantangan bagi Dinas Pasar karena hal itu sesuai dengan draf peraturan daerah yang baru mengenai pasar. Menanggapi target tersebut, Hasi Madani menuturkan bahwa pihaknya belum berkoordinasi dengan jajarannya untuk menentukan berapa besarnya tarif retribusi bagi pedagang pasar.(mc_humas/jbr-topan)

Dukung Kedisiplinan Lalu Lintas Aktifkan Kembali Patroli Keamanan Sekolah


Menyadari letak sekolahnya berada di pinggir jalan propinsi yang menghubungkan antara Jember dan Surabaya dengan kepadatan lalu lintas cukup ramai setiap harinya, membuat pihak pengelola SMPN 6 Jember menggiatkan kembali fungsi Patroli Keamanan Sekolah (PKS).Langkah tersebut diambil untuk menindaklanjuti kerjasama yang tengah dijalin antara Dinas Pendidikan Pemkab Jember dan Polres Jember, hal ini sebagai bagian dari bentuk pengintregasian kedisplinan lalu lintas melalui pendidikan karakter bangsa.Bahkan lima orang siswa SMP tersebut telah mengikuti pelatihan PKS yang dilakukan oleh Pores Jember beberapa waktu lalu bertempat di alun-alun Jember, diakui oleh sekolah keberadaan PKS sangat membantu untuk menyebrangkan siswa yang lain pada saat jam pelajaran akan dimulai ataupun ketika pulang sekolah.
Pernyataan ini disampaikan oleh Erwan Salus Prijono, SPd.SPd.MPd Kepala SMPN 6 Jember, mereka yang ditunjuk oleh sekolah tersebut untuk menjadi anggota PKS adalah siswa kelas VII dan kelas VIII.Selain untuk mengatur kelancaran lalu lintas di lingkungan sekolah, juga untuk menanamkan kedisplinan berlalu lintas bagi siswa lainnya.Menjadi anggota PKS ternyata menjadi kebanggan tersendiri bagi siswa SMPN 6 Jember karena hal itu tidak gampang, selain yang bersangkutan harus memiliki postur tubuh yang ideal juga memiliki bekal pelatihan kepemimpinan dan kedisplinan yang tidak perlu diragukan lagi, karena itu tidak salah kalau anggota PKS di sekolah tersebut banyak diambilkan dari anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).Apa yang mereka dapat dalam pelatihan PKS selama tiga minggu tersebut juga disebarluaskan kepada anggota OSIS lainnya, sehingga bisa dijadikan bahan masukan bagi kegiatan OSIS selanjutnya.
“Dengan difungsikannya PKS di tiap-tiap sekolah di Kabupaten Jember saya rasa itu merupakan hal yang sangat positif, salah satunya adalah menanamkan kedisplinan berlalu lintas kepada anak didik sejak dini.Salah satunya bagaimana cara menyebrang yang benar yakni diatas garis zebra cross, selama ini masih banyak siswa yang menyebrang jalan dengan seenaknya tanpa melihat rambu yang ada sehingga memicu terjadinya kerawanan lalu lintas.Setidaknya juga adanya PKS diharapkan mampu mengurangi jumlah angka kecelakaan yang melibatkan siswa, apalagi sekolah seperti SMPN 6 Jember yang volume kepadatan lalu lintasnya cukup tinggi kehadiran PKS sangat membantu.Kegiatan PKS ini sama sekali tidak menganggu aktifitas mereka dalam mengikuti pelajaran di kelas, karena mereka bertugas sesuai jadwal yang sudah dibuat dan diupayakan tidak berbenturan dengan jam pelajaran,”ungkap Salus yang pernah meraih penghargaan dari bupati Jember sebagai guru tauladan..
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota PKS selama ini mereka banyak dibantu dan diawasi oleh satpam sekolah, meski saat ini di SMPN 6 Jember sudah memiliki lima orang anggota PKS yang sudah terlatih dan teruji, namun kedepannya sekolah yang sudah menyandang predikat Sekolah Standart Nasional (SSN) dari pemerintah pusat tersebut, berencana akan menambah jumlah personil PKS.Idealnya dalam satu hari ada dua anggota PKS yang menjalankan tugasnya yakni di sisi kiri dan kanan jalan, namun demikian untuk penambahan jumlah personil tersebut juga dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membeli kelengkapan PKS seperti seragam, pasalnya seluruh anggota PKS di sekolah tersebut memakai seragam khusus sebagai identitas diri saat menjalankan tugasnya.
Dibagian terpisah Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi sangat mendukung upaya dari dinas pendidikan dengan menggandeng Polres Jember untuk menanamkan kedispilinan berlalu lintas kepada pelajar dengan menghidupkan kembali PKS.Dengan PKS tersebut nantinya diharapkan siswa sudah terbiasa dengan displin lalu lintas, apalagi semua sekolah di Kabupaten Jember juga mendukung diaktifkannya kembali PKS sebagai bagian dari penanaman displin dan sopan santun berlalu lintas.(mc_humas/jbr-win)

Rabu, 23 Februari 2011

Zarkasih Sampaikan Tanggapan Fraksi Awali Lanjutan Pembahasan RAPBD 2011


Ada usulan yang disampaikan oleh fraksi di DPRD Jember dalam pandangan umum fraksi-fraksi atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2011, salah satunya datang dari fraksi Amanat Nasional Nurani Rakyat (ANNUR) yang menyoroti tentang pelayanan kesehatan, program pembinaan dan bantuan modal dana bergulir pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pembangunan sport centre, optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertambangan, serta pengembangan potensi pariwisata daerah.Apa yang lontarkan oleh Fraksi ANNUR tersebut mendapat tanggapan dan jawaban dari PJ bupati Jember Drs. Tedy Zarkasih, bahkan sebelumnya Tedy sempat memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah menyikapi secara bijak dinamika yang terjadi hingga pembahasan RAPBD 2011 dapat dilanjutkan kembali.
Menanggapi layanan kesehatan yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dari tingkatan puskesmas hingga rumah sakit seperti apa yang diinginkan oleh Fraksi ANNUR, Zarkasih dalam kesempatan tersebut menjelaskan dalam RAPBD 2011 Pemkab Jember menaruh perhatian serius dibidang kesehatan, ole3h karena itu melalui dinas kesehatan telah mengganggarkan belanja pelayanan kesehatan untuk masayarakat miskin non kuota (diluar peserta jamkesmas) untuk RSD Dr. Subandi, RSD Balung, dan RSD Kalisat dan puskesmas.Adapun layanan masyarakat miskin non kuota di 3 rumah sakit di Kabubaten Jember sebesar Rp.4.500.000.000, sedang pelayanan masyarakat miskin di puskesmas sebesar Rp.364.601.250, selain anggaran untuk pelayanan rawat jalan gratis di puskesmas.
Sementara itu dibidang program pembinaan dan bantuan modal dana bergulir pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), diakui oleh Pj bupati Jember selama ini Pemkab Jember telah menjalin kerjasama dengan Bank Jatim untuk menggulirkan bantuan modal kepada pelaku UMKM yang keberadaannya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Jember dan dirasakan manfaatnya cukup signifikan dan menumbuhkan wirausaha baru yang sebelumnya terkendala oleh ketersediaan modal.Bahkan untuk lebih mengefektifkan perguliran modal telah dibentuk tim, harapannya agar modaol tersebut dapat dimanfaatkan oleh calon wirausaha untuk meningkatkan permodalan yang telah ada.Disamping itu, kewajiban menggunakan agunan dalam perolehan modal bergulir telah mendorong debitur, untuk segera melunasi kewajibannya demi mengurangi resiko atas ketidaklancaran kewajiban debitur.
Selanjutnya, terkait pandangan dan saran dari Fraksi ANNUR yang berkaitan dengan pembangunan sport centre serta perlunya revalitalisasi dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dirinya berjanji akan memperhatikan hal itu.Mengenai optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertambangan, ternyata Kabupaten Jember memiliki sumber daya alam yang potensial salah satunya adalah pertambangan.Ketentuan PAD sektor pertambangan selama ini diatur tersendiri dalam Peraturan Daerah (Perda) No.17 Tahun 20023 tentang Pengelolaan Pertambangan dan Energi, karena perda tersebut dianggap kurang sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga pada tahun 2011 ini perlu adanya pengajuan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang pengelolaan pertambahan umum di Kabupaten Jember, tentunya Raperda tersebut harus disesuaikan dengan Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Dibagian akhir tanggapan Pj bupati Jember terkait pentang pengembangan potensi pariwisata, konsep pengembangan wisata memiliki potensi positif dan selalu mendapat perhatian dan menjadi kajian khusus dalam pengajuan program dan kegiatan setiap tahunnya.Namun demikian pengaalokasian anggaran tidak selalu dapat mengakomodir sasaran dalam waktu relatif singkat, oleh karenanya perlu dibuka peluang selebar-lebarnya kepada pihak ketiga yakni investor yang berminat untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Jember.Agar hal tersebut dapat terwujud perlu kiranya mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk juga memberikan kesempatan masuknya investor untuk memberikan kontribusi nyata kepada kemajuan industri pariwisata di Kabupaten Jember. (winardyasto)

Nelayan Payangan Panen Yak-siak Kecil


Setelah baberapa lama menunggu akhirnya kini nelayan Payangan Watu Ulo mulai panen ikan tongkol dan yak-siak kecil. Setidaknya dikatakan nelayan Payangan panen ikan ini sudah berlangsung sekitar satu bulan. Tapi disela musim panen ikan muncul kendala, air dimuara Payangan dangkal, sehingga sejumlah perahu nelayan Payangan banyak yang kesulitan melaut. Selama ini perahu yang bisa melaut tidak kembali ke Payangan, Watu Ulo lagi tapi mendarat di Pantai wisata Papuma, Watu Ulo. Sehingga untuk membawa hasil panen, para nelayan harus memindahkan ikannya dari Papuma ke Payangan yang jaraknya sekitar 3 km.

Seorang Nelayan, Suryama (45) mengatakan, musim ikan yak-siak ini sudah berlangsung sekitar satu bulan lebih. Nelayan di Payangan tiap hari membawa puluhan ton ikan yak-siak kemudian menjemurnya di pantai. Untuk pemasarannya tiap hari ada pengepul yang datang ke Payangan untuk membeli yak-siak kering dari nelayan. Sehingga para nelayan Payangan tidak terlalu repot untuk memasarkan yak-siak hasil tangkapannya. Mereka (nelayan) hanya mencari ikan dilaut, kemudian menjemurnya selama seharian, dan saat penjualannya sudah ada pengepul yang datang untuk membelinya.
Dikatakan Sur, selama ini sehabis melaut, para nelayan membawa ikannya dari Watu Ulo ke Payangan. Disini sudah menunggu istri nelayan dan anak-anaknya yang siap menjemur ikan diatas alas yang menyerupai jarring. Setelah menjemur ikan, mereka tinggal sesekali membalikkan ikan yang dijemurnya agar keringnya merata. Jika tidak mendung atau hujan, ikan hasil tangkapan pagi, sore harinya sudah kering dan bisa dijual.
Seorang pengusaha pindang di Payangan Rolin (54) mengatakan, sebenarnya musim panen ikan kali ini disamping yak-siak kecil juga musim ikan tongkol besar dan kecil. Tapi umumnya nelayan yang mencari ikan tongkol terus membawa dan menjual tongkolnya di tempat pelelangan ikan (TPI) Puger.
Hal ini disebabkan di Payangan masih belum ada TPI seperti di Puger, sehingga pedagang yang mau kulakan enggan ke Payangan. “Padahal di Payangan ini juga cukup banyak hasil tangkapan ikannya. Kalau di Payangan ada TPI seperti di Puger, saya yakin Payangan akan ramai dikunjungi pedagang dan wisatawan,” kata Rolin.
Ditambahkannya lokasi perburuan ikan yak-siak lebih ketepi dibanding perburuan ikan tongkol. Karena ikan tongkol yang jumlahnya sangat banyak itu umumnya diperairan yang cukup dalam. Jadi nelayan yang memburu yak-siak dan nelayan yang memburu tongkol tidak saling terganggu. “Mungkin alam sudah mengkondisikan seperti itu, sehingga mereka tidak saling mengganggu dalam mencari ikan,” tambahnya.

Potensial Untuk Ekspor
Meskipun nelayan yang ada di Payangan, Watu Ulo tidak sebanyak nelayan yang ada di Puger, tapi hasil dari melaut mereka banyak yang termasuk konsumsi ekspor. Seperti tuna, ikan karang, dan kerang macan yang kesemuanya termasuk total ekspor. Untuk perburuan ikan tuna, oleh pemerintah sudah disumbang dari dana alokasi khusus sebanyak tiga buah kapal tuna.
Permintaan ikan tuna, kakap merah, kerapu, dan beberapa jenis ikan karang lainnya terus mengalir dari luar negeri. Diantaranya dari Cina, Taiwan, Hongkong, Jepang dan Korea Selatan. Juga beberapa biota laut lainnya seperti kerang Macan yang merupakan permintaan dari Taiwan, Cina, dan Jepang.
Tapi ekspor ini masih dilakukan oleh pengusaha yang ada di Benoa-Bali, dan Jakarta. Sehingga keberadaan pengusaha atau pengepul ikan di Payangan masih sebatas pengirim ikan laut dan belum menikmati hasil penjualan ekspor dari laut Payangan.
Hasil ikan dan kerang macan dari Payangan, Watu Ulo dikirim ke Benoa dan Jakarta. Setelah di sortir dan dipaking lagi baru di ekspor ke luar negeri. “Kalau seperti ini terus, yang dapat nama hanya pengusaha Bali dan Jakarta. Kami di Payangan Jember hanya sebagai pemasok dan tidak bisa menikmati harga ekspor ikan dari luar negeri,” tambah Rolin. (R Dewanto Nusantoro)

SDK Maria Fatimah Gelar Pekan Pekan Budaya

Menyambut Ulang Tahunnya yang ke 76 SDK Maria Fatimah Jember adakan Pekan Budaya dan bazar. Berbagai kesenian ditampilkan dalam acara ini, juga mengadakan lomba mewarnai untuk anak Taman Kanak-kanak. Dalam acara ini juga melibatkan orang tua wali murid untuk berpartisipasi dalam bazar yang diadakan dihalaman sekolah. Sehingga kegiatan ini tampak marak dan meriah, meski hanya dilakukan di halaman sekolah saja.
Mewakili Kadiknas Jember, Djumari kepada wartawan mengatakan, kegiatan yang diadakan oleh SDK Maria Fatimah Jember ini sudah sangat baik. Ditambahkannya bahwa, ditingkat sekolah dasar itu yang diutamakan ada empat pilar yang harus ditumbuh kembangkan kepada anak didik. Yakni olah hati, olah pikir, olah rasa dan karsa, dan olah raga.

Tampaknya hal ini sederhana, tapi cukup berat untuk dilakukan. Kalau sampai tidak terpenuhi satu atau beberapa pilar maka pendidikan anak akan terhambat. “Tapi di SDK Maria Fatimah Jember ini semua itu sudah terlaksana dengan baik, semua sudah ditumbuh kembangkan kepada anak didik,” kata Djumari.
Hal tersebut diamini oleh sejumlah guru yang hadir disitu, dikatakan Theresia Sandio, bahwa keempat-empatnya sudah dilaksanakan semua. Bahkan sejumlah kegiatan untuk murid-murid dipertajam sehingga mereka terus berprestasi disegala bidang. Hingga kejenjang yang lebih tinggi, dari tingkat kabupaten, regional, hingga kejenjang nasional. Bahkan beberapa kali ketingkat internasional, seperti yang akan dilakukan kedepan.
Sementara dikatakan Kepala Sekolah SDK Maria Fatimah Jember, Suster Priska SPm bahwa SDK Maria Fatimah ini sudah berdiri sejak tahun 1920 pada saat penjajahan Belanda, penjajahan Jepang dan sampai sekarang tetap ada. Awalnya SDK ini bernama Room Katholik, baru 1 Pebruari 1935 namanya diganti dengan SDK Maria Fatimah I dan SDK Maria Fatimah II Jember dan sekarang setelah dimerger menjadi SDK Maria Fatimah Jember saja.
Ditambahkan Suster Priska, untuk bangunan-bangunannya tetap dipertahankan keasliannya, khususnya untuk bangunan yang didepan. Karena dipertahankan untuk cagar budaya masa lampau yang masih tersisa di Jember. Kalau yang dibelakang, karena penyesuaian perkembangan jumlah murid akhirnya disesuaikan dengan ditingkat. “Pembangunan ini semata untuk pengabdian terhadap pendidikan, sehingga bisa menampung murid yang lebih banyak,” kata Suster Priska.

Kesenian Daerah
Sejumlah acara kesenian daerah ditampilkan, seperti tari-tarian, kentrung, reog, macan-macanan kaduk dan kesenian yang dibawakan oleh murid-murid SDK Maria Fatimah Jember seperti Kolintang, Gamelan, dan Angklung serta tak ketinggalan barongsai. Semua ini digelar dihalaman sekolah yang luas sehingga para murid dan orang tua bisa menikmati sajian kesenian ini dengan leluasa.
Acara yang digelar selama 2 hari, Sabtu dan Minggu (19-29/2) ini selalu dipadati penonton yang ingin menikmati sajian kesenian daerah, terutama tampilan anaknya dipentas. Seorang ibu, Flora sejak pagi sudah disekitar tempat pentas kesenian. Selain melihat acara seni yang lain, ia juga menunggu anaknya tampil dalam acara tari-tarian anak-anak SDK. “Saya senang, acara keseniannya bagus-bagus, juga tampilan murid-murid juga indah dan rapi,” kat Flora.
Beberapa pengunjung ada yang dari luar negeri, mereka datang dari Jerman, Amerika dan Belanda. Mereka mengaku bekas murid SDK Maria Fatimah II Jember tahun 1973, saat ini tinggal di Amerika sebagai desainer. Seperti yang dikatakan Bayu Hadiwinoto, bahwa ia sering merindukan masakan Indonesia. Banyak juga masakan khas Indonesia yang dijual di Amerika, tapi yang khas Jember belum pernah ditemukan. “Kadung kepincut masakan Jember, gak pernah ketemu masakan ini lagi di Amerika,” kata Bayu.
Ditanya tentang kesenian yang paling menonjol saat ini, Suster Priska mengatakan ada beberapa, tapi bisa dibilang mengarang dan paduan suara yang sampai tingkat nasional. Untuk paduan suara paling menonjol, karena setelah menang di tingkat nasional beberapa waktu lalu sebentar lagi akan lomba diluar negeri, yakni di Thailand. “Mereka yang terlibat dalam paduan suara saat ini berkonsentrasi untuk lomba di Thailand,” kata Suster Priska.
Hal ini dibenarkan oleh beberapa guru, seperti yang dikatakan Ibu Susana Maria Kanik, dan Ibu Theresia Sandio. Untuk menghadapi lomba di Thailand ini para murid memang harus lebih disiapkan. Karena disamping membawa nama sekolah juga membawa nama bangsa. “Mudah-mudahan lomba paduan suara yang dibawakan murid-murid SDK Maria Fatimah Jember ini bisa membawa nama harum bangsa,” kata Ibu Susana. (mc_humas/jbr-R Dewanto Nsantoro).

Wisata Anggrek Di TNMB, Kenapa Tidak ?


Keaneka ragaman hayati di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang selama ini terpendam, kini mulai diangkat dan diberdayakan. Diantaranya ada wisata alam yang sangat menarik, yakni memburu anggrek liar yang sangat indah dan eksotik. Tapi tetap saja harus hati-hati, jangan sampai merusak habitatnya. Apalagi merusak tumbuhannya yang saat ini sedang giat-giatnya dieventarisir oleh petugas.
Sedikitnya di Sukamade, Banyuwangi ditemukan sudah 18 jenis anggrek liar, dan di Bandealit, Jember ditemukan 33 jenis anggrek liar yang bunganya sangat eksotik sekali. Bahkan juga ditemukan anggrek tanah yang sangat kecil, panjangnya hanya setinggi telunjuk orang dewasa. Jika penasaran, kunjungi TNMB.
Rombongan kecil yang terdiri dari empat orang masuk hutan Bandealit, jalan rusak sepanjang 12 km bukan lagi halangan ketika melintas satu-satunya akses jalan menuju kawasan Bandealit. Rombongan kecil Dewanto, Popai, Ikbal, Kukuh, dan Petugas TNMB, Budi SP dari Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH) memang berniat memburu anggrek yang katanya tersebar di kawasan Bandealit. Ternyata apa yang kami lihat lebih dari yang kami bayangkan, banyak sekali anggrek dari berbagai jenis yang bisa ditemukan disepanjang muara, dan hutan sekitar pantai dari ujung timur hingga ujung barat Bandealit.
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNMB, Budi SP menjelaskan, sampai saat ini jumlah anggrek yang dieventarisir sudah cukup banyak. Setidaknya di Sukamade, TNMB timur sudah 17 jenis anggrek yang bisa dieventarisir. Sementara di Bandealit justru sudah lebih banyak lagi yang bisa dieventarisir, yakni 33 jenis anggrek.
Informasi dari masyarakat sekitar Bandealit, konon sejak jaman Belanda disini memang sudah dikenal sebagai gudangnya anggrek langka dunia. Diantaranya pernah ditemukan anggrek hitam yang sangat langka dipedalaman Bandealit. “Saat ini yang sudah diiventarisir jelas masih belum semuanya, karena saat ini yang dieventarisir baru yang berada dijalur lintas petugas TNMB,” kata Budi SP.
Banyak ragam anggrek yang ada di kawasan konservasi TNMB ini menimbulkan ide pihak kantor Balai TNMB untuk menampilkan anggrek sebagai salah satu atraksi wisata alam yang sangat menarik. Khususnya bagi pecinta anggrek alam yang akan selalu penasaran untuk menemukan jenis-jenis anggrek baru dihutan. Pepy menemukan beberapa jenis anggrek yang ada di tumbuhan Jati, dan beberapa tumbuhan yang berada didekat sungai dan muara.
Tidak terlalu sulit untuk menemukan populasi sejumlah anggrek yang ada di kawasan Bandealit. Mungkin karena masyarakat Bandealit tidak mengekploitasi anggrek ini untuk diperdagangkan. Sehingga anggrek-anggrek ini tumbuh di alam dengan aman tanpa tersentuh tangan penggemar dan pemburu anggrek liar.

Taman Anggrek
Jika kita mengimpikan bisa melihat aneka anggrek, di Bandealit inilah surganya. Kawasan Teluk Bandealit ini merupakan surga bagi pengemar anggrek liar yang indah dan eksotik. Bagaimana tidak beberapa jenis anggrek dengan bunga putih, kuning dan coklat kadang berbunga bersamaan. Bahkan, beberapa yang berbunga putih membentuk seperti es lilin memanjang kebawah dengan variasi sembur biru diujungnya.
Beberapa lainnya berwarna kuning dengan sembur coklat berbintik-bintik, ada pula anggrek bulan yang berwarna putih bersih dan kuning. Kalau selama ini anggrek hanya merupakan bunga alam yang hanya sekedar dinikmati oleh petugas, pecinta alam. Tidak lama lagi pengunjung akan bisa ikut menikmati aneka ragam jenis anggrek hutan yang eksotik di bandealit, dan Sukamade.
Ikbal mengaku enggan meninggalkan lokasi anggrek ini karena kerasan menikmati bunganya. Berkali-kali ia sempatkan memotret bunga anggrek hutan ini, diantaranya dari jenis anggrek Merpati (Dendrobium kruminatum) yang berwarna putih. Juga jenis Trixspermum subulatim, Eria javanica, dan Pomotokalpa spicata, dan Flickingeria luxurians.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai TNMB, Lubis yang ditemui di kantor Balai TNMB mengatakan, nantinya pengunjung khusus yang akan menikmati indahnya bunga anggrek ini akan dipandu oleh petugas. Hal ini agar mereka tidak perlu mencari sendiri lokasi bunga anggrek dihutan, karena umumnya bunga ini liar dan tidak tumbuh dalam satu area saja. “Makanya agar mereka tidak kesulitan kami sedang menyiapkan plot-plot yang banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis anggrek hutan di TNMB khususnya diBandealit,” Kata Lubis.

Siapkan Pemandu
Lubis mengakui, sampai saat ini pihaknya masih terus mencari referensi untuk mengenal jenis-jenis anggrek yang ada dalam kawasan TNMB. Karena petugas teknis yang ada belum semuanya menguasai tentang spesifikasi anggrek. Disamping jenisnya banyak, juga masing-masing jenis berbeda warna saja namanya juga sudah berbeda. Makanya agar tidak salah, kita minta bantuan LIPPI untuk mengidentifikasikan jenis-jenis anggrek yang ada di TNMB.
Untuk menyiapkan orang yang mengerti betul tentang anggrek ini masih perlu waktu. Lubis bersama petugas dilapangan sampai saat ini masih terus mengadakan identivikasi jenis dan jumlah anggrek yang ada di tiap kawasan yang berbeda dalam TNMB. “Saya yakin betul kalau anggrek yang ada dalam kawasan ini jumlahnya jauh lebih banyak dari yang sudah teredentifikasikan oleh petugas,” tambahnya. (mc_humas/jbr-R Dewanto Nusantoro)

Keong Macan Laut Selatan, Permintaan Ekspor Tak Terbatas


Mendengar namanya terasa cukup menyeramkan, tapi setelah melihat wujudnya ternyata keong macan ini sangat indah. Jangan salah menduga, karena bukan keindahannya yang membuat permintaan Taiwan, dan Hongkong tidak membatasi jumlahnya. Tapi justru karena rasanya keong Macan banyak dicari banyak Negara. Cuma masalahnya, untuk mendapatkan keong macan ini nelayan harus memasang ribuan Bubu (alat penangkap ikan dari bambu) didasar laut pada kedalaman sekitar 25-40 meter. Kalau ombak lagi baik, seorang nelayan bisa mendapatkan satu kwintal keong Macan sekali melaut. Paling apes bisa mendapat 35 kg sekali melaut.
Dengan cekatan, pengepul keong Macan yang ditemui di Payangan, Watu Ulo, Anwar (40) membersihkan keong Macan yang baru disetor oleh sejumlah nelayan binaannya. Anwar mengaku memiliki sekitar sepuluh perahu jukung yang tiap hari menyetor keong Macan kepadanya.
Setelah dikumpulkan, kemudian dibersihkan dengan air yang direndam dalam es batu. Setelah itu, keong Macan ini langsung dimasukkan dalam kotak sterofoam dan direkat dengan selotip lebar. Dengan kondisi seperti ini kotak sterofoam yang sudah berisi keong Macan langsung dikirim ke Juanda dan diterbangkan ke Jakarta.

Berapapun banyaknya
Keesokan harinya, sebelum pukul 10.00 Wib paket sudah sampai di Jakarta, disana baru dipilah-pilahkan sesuai dengan besar kecilnya ukuran keong Macan. “Setelah itu baru dikirim ke alamat pemesan di Taiwan dan Hongkong. Keuntungannya, seberapapun banyaknya mereka akan menampung dan membelinya,” kata Anwar.
Ditambahkan Anwar, semua keong Macan ini untuk pesanan luar negeri (total eksport) sehingga tidak ada yang dipasarkan di Indonesia. Bahkan mungkin orang Indonesia sendiri banyak yang tidak tahu tentang keong Macan ini, apalagi kelezatannya. Didaerah penangkapan keong Macan sendiri banyak orang yang tidak tahu tentang keong Macan ini. Hal ini karena penangkapannya dikedalaman 25 hingga 40 meter, sehingga jarang yang tahu keberadaannya dan kegunaannya.
Padahal keberadaannya sangat banyak diperairan Indonesia, khususnya di pantai utara dan selatan Jawa. Disini, baru Anwar yang mendulang dolar dari keong macan dikedalaman laut selatan. Anwar yang sudah empat tahun usaha keong Macan mengaku sudah beberapa kali pindah lokasi. Sebelumnya ia usaha di Malang dan Lumajang, setelah ratusan ton keong Macan diangkat keberadaannya sudah mulai berkurang. “Makanya kini pindah kemari, beberapa waktu kedepan keong-keong itu sudah bisa dipanen lagi,” tambahnya.
Setelah itu Anwar dan rekan-rekannya berpindah ke Bali, terus disekitar perairan Payangan, Watu Ulo, dan laut utara. Hanya Anwar menyayangkan, nelayan di laut utara jawa banyak yang kurang arif mengelola perairan. Sehingga banyak dasar perairan yang rusak akibat jaring trawl, dan jaring lainnya. “Sekarang diutara jawa sudah banyak berkurang keberadaan keong Macan. Berbeda dengan di laut selatan, meskipun diekploitasi dalam jumlah banyak, dalam waktu relative singkat akan banyak lagi,” kilahnya.
Untuk ekploitasi keong Macan di daerah Benoa, Bali, Anwar dan rekan-rekannya tetap membawa jukung dari Jawa. Jukung-jukung itu dibawa dengan truk sekalian dengan nelayannya, ”Mereka kami bawa sekalian, karena mereka sudah pengalaman mencari keong Macan ini dikedalaman tertentu. Sehingga tidak perlu harus melatih nelayan lokal,” kilahnya.
Meski demikian, Anwar enggan untuk untuk memberitahukan harga keong Macan ini kepada pihak lain. Iapun tampak hati-hati dalam berbicara, termasuk terhadap orang yangbaru dikenalnya, mungkin ini termasuk rahasia perusahaan yang menentukan perolehan asap dapurnya. “Pokoknya cukuplah untuk menghidupi keluarga dan rekan-rekan sesama nelayan yang saya bina,” katanya.

Ombak Tenang
Bicara tentang cara memburu keong Macan ini, ternyata cukup rumit juga. Setidaknya berbeda sekali dengan cara mencari ikan dengan cara memancing atau jaring. Anwar mengatakan, untuk memperoleh keong Macan sebelumnya harus disebar bubu terlebih dulu, jumlahnya bisa mencapai ribuan bubu kedasar laut yang dalamnya antara 25 hingga 40 meter.
Sementara nelayan tiap hari datang kelokasi bubu yang sudah dipasang didasar laut. Seorang nelayan dengan perahu jukungnya tinggal mengangkat bubu untuk mengambil keong Macan dari kedalaman tertentu. Setelah mengambil keong yang masuk dalam bubu, maka bubu dimasukkan kembali dalam laut. “Begitu terus berikutnya, hingga bubu terakhir bisa terangkat. Rata-rata seorang nelayan bisa dapat satu kwintal, paling sedikit sekitar 35 kg,” jelas Anwar.
Kendala yang dihadapi adalah jika gelombang laut rusak, kalau sudah begini nelayan kesulitan untuk mengangkat bubu. Kalau dipaksakan hasilnya tidak bisa maksimal, bahkan kadang sampai tidak dapat keong Macan sama sekali. Makanya banyak nelayan pencari keong Macan enggan melaut kalau ombak rusak. “Mereka akan panen raya kalau lagi ombak kecil yang biasanya diatas tanggal 20 menurut tanggalan jawa,” kata Anwar. (R Dewanto Nusantoro)

Selasa, 22 Februari 2011

Rapatkan Barisan, Forpimda Antisipasi Aksi Anarkhisme


Jember Terbina. Kerusuhan berlatar belakang keyakinan (agama), terjadi di sejumlah daerah di Indonesia yang dimulai dari penyerbuan ke kelompok Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikuesik, Kabupaten Pandeglang, hingga pembakaran gereja di Temanggung, dan penyerangan terhadap ponpes Al Ma’hadul Islam di Pasuruan, telah memaksa setiap pemerintah daerah, untuk lebih antisipatif. Langkah ini perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik social yang akan mengganggu ketenteraman masyarakat dan merusak kondusifitas daerah.
Kabupaten Jember, sebagai daerah dengan masyarakat yang sangat relegius, diharapkan tidak terimbas rusuh social yang melanda sejumlah daerah ini. Karena itu kepada seluruh elemen masyarakat, diminta untuk tidak bertindak dan main hakim sendiri ketika ada persoalan, utamanya yang menyangkut keyakinan (agama).
Demikian Pj Bupati, dalam acara rapat koordinasi bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dengan tokoh masyarakat dan agama serta instansi terkait. Dalam rakor bersama unsur pimpinan daerah, Kapolres, Dandim serta dinas terkait dan tokoh agama, yang berlangsung di lobby bupati itu, Pj Bupati Jember, Drs Teddy Zarkasi, M.Si, menjelaskan, bahwa pertemuan bersama Forpimda dan dinas terkait serta tokoh lintas agama ini, dalam rangka mewujudkan Jember yang kondusif. “Pertemuan kali ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan berikutnya. Semua yang hadir sepakat mengedapankan musyawarah dan dialog dalam setiap ada masalah. Alhamdulillah Jember sampai saat ini kondisinya aman,” ujar Pj Bupati Zarkasi.
Namun begitu, Zarkasi mengingatkan, meski secara umum kondusifitas Kabupaten Jember cukup baik, namun masyarakat tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Mengingat potensi kemungkinan terjadinya konflik, diyakini ada meski kecil, karena itu menjaga kerukunan umat sebagai sebuah keharusan yang mesti dilakukan. “Tapi bagaimana menjaga kerukunan umat beragama,” ajaknya.
Ajakan untuk menjaga kerukunan umat ini, utamanya ditujukan kepada tokoh masyarakat dan agama. Kedua tokoh tersebut diimbau untuk bisa menenteramkan masyarakatnya masing-masing.
Senada dengan itu, Pendeta Pinuja, dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), sekaligus wakil dari Musyawarah Antar Gereja-Gereja, meminta semua pihak terutama tokoh agama dan masyarakat, untuk menciptakan keamanan dengan mensosialisasikan kepada masyaerakat umum. Ajakan seperti ini, kata dia, perlu juga dilakukan oleh aparat keamanam. “Seluruh tokoh agama sebaiknya bekerja keras mensosialisasikan kepada masyarakatnya masing-masing,” katanya.
KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab/Lora Abduh), yang hadir dalam acara itu menilai, peristiwa di Temanggung hingga merusak sejumlah gereja mestinya tidak perlu terjadi kalau terjadi kalau saja aparat keamanan lebih tanggap. Terjadinya konflik sosial yang mengarah pada SARA di Temanggung tersebut menunjukkan kurang sigapnya aparat dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik.
Sedang mengenai diserbunya kelompok Ahmadiyah oleh massa, Gus Aab mengimbau, agar kelompok ini mau menyadari akan kesalahannya, bahwa apa yang diyakini selama ini sebenarnya sangat bertentangan dengan Islam. Karena itu kepada kelompok ini diminta untuk segera bertaubat dan menyadari kekhilafannya.
Menurut Gus Aab, pelarangan terhadap kelompok Ahmadiyah yang mengaku bagian dari Islam itu, sudah tidak bisa ditawar lagi. Mengingat keberadaan kelompok ini jelas-jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang menyatakan Rasulullah Muhammad SAW, adalah nabi terakhir dan tidak akan ada nabi lagi setelahnya.
Sementara dalam pandangan Ahmadiyah, meski mengakui Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasulullah, namun ajaran kelompok ini menganggap Mirza Ghulam Ahmad, yang melahirkan ajaran Ahmadiyah, sebagai nabi terakhir. “Mereka menganggap masih ada nabi lagi selain Nabi Muhammad,” ujarnya.
Ajaran Ahmadiyah yang menyatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, ditambah dengan keyakinan, bahwa tokoh asal Pakistan itu menerima wahyu yang kemudian melahirkan kitab Tadzkirah (kitab kaum Ahmadiyah) inilah yang kemudian menyulut amarah umat Islam untuk melakukan pembubaran. Lahirnya ajaran Ahmadiyah yang mengatakan Nabi Muhammad bukan nabi terakhir itu, menurut Gus Aab, jelas tidak bisa diterima dan sangat bertentangan dengan Islam.
Karena di dalam Islam dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW, adalah nabi akhirul zaman, dan tidak akan ada nabi setelahnya. Karena itu, kepada pengikut Ahmadiyah, diminta untuk agar segera bertaubat dengan taubat yang sebenar-benarnya (Nasuha,red) dan kembali ke ajaran Islam yang sesungguhnya. “Islam itu agama terakhir yang lengkap dan tidak ada lagi agama lain setelah Islam,” tandasnya.
Oleh karena itu, kepada para pengikut Ahmadiyah, sebaiknya segera menyadari kesalahannya dan bertaubat. Namun kalau tidak bisa meninggalkan ajaran itu, karena sudah terlanjur yakin, maka klaim sebagai bagian dari Islam, sebagaimana dilakukan para penganutnya, hendaknya tidak lagi dilakukan, sebab ajaran Ahmadiyah jelas bertentangan dengan Islam. “Mereka khan menggunakan nama Islam Ahmadiyah. Padahal jelas-jelas ajarannya bertentangan dengan Islam,” tegasnya.
Kepala Bakesbangpol Linmas, Drs H Edy B Susilo, M.Si, menambahkan, bahwa konflik social yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, mengharuskan semua pihak untuk bersama-sama menjaga kondusifitas daerah masing-masing. Langkah antisipasi ini bisa dilakukan dengan cara menekan setiap konflik, meski berskala kecil.
Dikatakan Edy, bahwa pertemuan bersama sejumlah tokoh yang berlangsung di lobby bupati tersebut, bertujuan untuk menekan terjadinya konflik agar tidak mengarah anarkhis. Sebagaimana yang sudah dilakukan di Kecamatan Silo, bersama petugas keamanan, mulai dari jajaran Pol PP hingga Polres Jember yang dibantu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), telah dilakukan pengamanan terhadap kelompok tertentu yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam.
Kelompok keagamaan yang beranggotakan 20 orang dan berbasis di Desa Sumberjati, Kecamatan Silo tersebut, berhasil diamankan oleh aparat keamanan. “Kelompok ajaran sesat ini beranggotakan 20 orang di bawah pimpinan Bukhari, dan Syafii sebagai sekretarisnya. Kelompok mereka-reka sendiri ajarannya dan menyimpang dari ketentuan Islam,” paparnya.
Untuk diketahui, pertemuan Pj Bupati dengan unsur Forpimda Jember, bersama tokoh agama dan masyarakat serta instansi terkait ini dilakukan, mengingat di beberapa daerah di Indonesia, sejak beberapa waktu belakangan telah terjadi kerusuhan yang mengarah pada isu sara. Seperti yang terjadi di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, kelompok Ahmadiyah, diserbu sejumlah massa karena kebaradaan dan ajarannya dinilai menyimpang dari Islam.
Akibat dari aksi penyerangan yang diperkirakan diikuti 1500 massa pada hari Minggu (6/2) sekitar pukul 10.00 itu, tiga anggota jemaah Ahmadiyah tewas dan sejumlah korban lainnya luka serius. Belum reda rusuh yang terjadi di Pandeglang, hari Selasa (8/2/2012) muncul kerusuhan lain di Temanggung.
Aksi anarkis dengan melakukan penyerangan ini mengakibatkan 2 gereja dibakar, satu sekolah, dan satu kantor polisi dirusak itu berawal dari persidangan kasus penistaan agama dengan terdakwa Antonius Richmond Bawengan di Pengadilan Negeri Temanggung, di Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (8/2/2011). Massa merasa tidak puas atas tuntutan jaksa yang hanya menuntut terdakwa dengan 5 tahun penjara.
Mereka menghendaki Antonius Richmond Bawengan yang dengan sengaja menyebarkan selebaran berjudul Ya Tuhanku, Aku Tertipu ke masyarakat itu dihukum mati. Amarah umat Islam ini dipicu oleh isi selebaran menistakan ajaran Agama Islam dan Nabi Muhammad.(mc_humas/jbr-Indra)

UU Pertembakaun Tidak Akan Menghambat Produktifitas


Jember Terbina. Awal tahun 2011 ini dunia pertembakauan khususnya di Kabupaten Jember mengalami sedikit gangguan. Hal ini disebabkan, karena perundang-undangan tentang pertembakauan yang akan disahkan oleh pemerintah menimbulkan beragam tanggapan.
Secara umum, apabila perundang-undangan tentang pertembakauan tersebut disahkan atau diberlakukan maka pembatasan produksi, pembatasan lahan tanam serta tuntutan menekan residu ditingkat internasional serta rendah tar dan nikotin akan menghadapi masalah seperti yang sering dibahas di bidang kesehatan. Sedangkan tembakau itu sendiri merupakan komoditi yang banyak di produksi oleh para masyarakat petani dan PTPN di Jember maupun di Indonesia yang sudah dikenal secara internasional.
Saat dikonfirmasi tentang persoalan pemberlakuan undang-undang pertembakauan, Manager SBU Kebun Ajung Gayasan, Ir. Guntaryo Tri Indarto, mengatakan secara umum bahwa dengan adanya peraturan atau perundang-undangan tersebut sama sekali tidak berpengaruh besar terhadap produktifitas tembakau di PTPN X Jember.
Selain itu produksi tembakau di PTPN X juga mempenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Artinya, latar belakang produksi tembakau di PTPN X sudah ditentukan dengan residu yang rendah tar serta nikotin yang rendah pula. Lanjut Guntaryo.
Disamping itu, produksi tembakau yang dihasilkan oleh PTPN X ini tidak dipasarkan didalam negeri, akan tetapi diekspor ke amerika dan eropa. Hal tersebut dinilai wajar, mengingat tembakau yang berasal dari Indonesia sudah bersaing dengan tembakau dari amerika dan eropa.
Guntaryo juga menambahkan bahwa, peraturan perundangan tentang pertembakauan ini jangan digebrah-uyah. Artinya, jangan terlalu dipersoalkan sehingga peraturan tersebut dapat mengganggu dan menghambat produksi tembakau, khususnya di Kabupaten Jember.
Dilain pihak, tembakau sendiri merupakan salah satu ikon Indonesia yang mempu mendatangkan pendapatan negara atau devisa yang pertahunnya terbesar yaitu, Rp. 53 triliun. Hal itu tidak bisa dibiarkan manakala perundangan tentang pertembakauan di Indonesia tersebut dapat menghambat perekonomian serta berdampak buruk pada pengangguran yang akan terjadi jika produksi tembakau dibatasi.
Tidak dapat dibayangkan jika para masyarakat petani dan ribuan buruh gudang tembakau akan kehilangan pekerjaan dan menjadi tragis kehidupannya apabila, mereka tidak dapat bekerja dan menghasilkan tembakau. Maka dari itu, undang-undang tentang pertembakauan sebaiknya tidak menjadi alasan yang serius dan menjadi masalah bagi kelanjutan hidup para petani tembakau dan buruh gudang tembakau. Imbuhnya.(mc_humas/jbr-Taufan).

Senin, 21 Februari 2011

Populasi Sapi Jember Kalahkan Madura Berkat Inseminasi Buatan


Apa yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (disnakkan) Pemkab Jember untuk mendongrak jumlah populasi sapi ternyata cukup berhasil, hal itu tidak terlepas dari inseminasi buatan bahkan saat ini poulasi sapi di Jember merupakan yang terbesar di Jawa Timur, bahkan mampu mengalahkan Madura yang selama ini dikenal sebagai sentra penghasil sapi.Dengan keberhasilan program inseminasi buatan tersebut banyak sapi dari Kabupaten Jember yang setiap harinya dikirim ke berbagai kota besar di Indonesia, salah satu tujuan kota pengiriman sapi asal Jember itu adalah Jakarta yang mana permintaan akan daging sapi di kota tersebut sangat sangat besar.Hal ini semakin memantapkan Kabupaten Jember sebagai salah satu kabupaten di Indonesia penghasil sapi terbesar, kerja keras yang dilakukan oleh disnakkan kepada petani tersebut tidak terlepas dari ketersedian rumput yang sangat cukup untuk pakan sapi.
Demikian diungkapkan oleh Ir. Dalhar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Jember, bahkan dari data yang ada menyebutkan saat ini jumlah populasi sapi di Kabupaten Jember sebanyak 225 ribu ekor. Dengan memiliki 72 orang inseminator ternyata inseminasi buatan di Kabupaten Jember dinilai sangat berhasil, yang mana satu kecamatan dilayani oleh 2 orang inseminator.Tahun 2009 lalu Dinas Peternakan dan Perikanan Pemkab Jember telah berhasil menginseminasi 88 ribu dosis, diharapkan dengan inseminasi tersebut tahun 2010 terjadi kelahiran sebanyak 60 ribu ekor dan hal ini merupakan kontribusi tersendiri untuk mendongkrak jumlah populasi sapi di Kabupaten Jember sehingga mampu melampui Madura. Selain itu di Madura sendiri saat ini pemerintah setempat menerapkan kebijakan sapi yang ada tidak boleh dikirim ke daerah lain, hal ini dilakukan demi kelangsungsan populasi sapi Madura itu sendiri.
“Dalam satu tahun sapi dari Kabupaten Jember yang dikirim ke daerah lain mencapai 22-24 ribu ekor, angka tersebut cukup tinggi bila dibandingkan daerah lain yang juga mengirimkan sapinya.Jumlah sapi siap potong yang dikirim ke daerah lain dengan usia 3-4 tahun tersebut , dengan yang dipotong untuk kebutuhan sapi di Kaputen Jember jumlahnya hampir seimbang, harapannya di tahun 2011 ini ada peningkatan jumlah sapi yang dipotong untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat.Namun demikian komsumsi daging sapi oleh masyarakat untuk hidup sehat yakni sebesar 6,5 Kg per kapita pertahun ternyata masih jauh dari tercukupi.Hal ini dikarenakan lemahnya daya beli masyarakat, mengingat harga daging sapi di pasaran masih cukup tinggi, sehingga masyarakat cenderung memilih daging ayam sebagai alternatif pengganti daging sapi yang harganya relatif terjangkau, jelas Dalhar.
Dengan inseminasi buatan tersebut, berat karkas yang dihasilkan oleh satu ekor sapi sudah bisa melampaui sapi lokal, dulunya satu karkas yang dipunyai oleh sapi hanya kisaran 160 Kg, namun berkat adanya inseminasi buatan tersebut jumlah karkas sapi bias ditingkatkan menjadi 180 sampai 190 Kg.Asumsinya kalau kebutuhan sapi untuk memenuhi ketentuan berat karkas yang ada awalnya membutuhkan 3 ekor sapi, maka hal ini bias sedikit terkurangi yakni hanya 2 ekor sapi saja.Populasi sapi di Kabupaten Jember sendiri saat ini menyebar merata di hampir seluruh kecamatan, namun demikian kesehatan sapi tersebut terus dipantau oleh disnakkan. Sapi itu tersebut secara rutin diperiksa kesehatannya oleh tim dari penyidikan penyakit hewan sehingga sapi yang ada di Kabupaten Jember bebas dari penyakit khususnya anthraxs dan aman dikomsumsi oleh masyarakat.
Keberhasilan program inseminasi buatan di Kabupaten Jember yang dilakukan oleh disnakkan, membuat jumlah populasi sapi semakin melonjak, ternyata dinilai sebagai prestasi yang sangat membanggakan oleh Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi. Agus juga berharap hal itu kedepannya dapat terus ditingkatkan, mengingat permintaan daging sapi oleh masyarakat di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya sangat tinggi, Kabupaten Jember sendiri ternyata saat ini punya andil besar dalam mencukupi kebutuhan daging nasional dalam setiap tahunnya. (mc_humas/jbr)

Meski Mahal Kedelai Impor Jadi Solusi Langkanya Kedelai Lokal


Jember Terbina. Beberapa pekan ini para pengusaha tempe tahu dan susu kedelai di Jember mengalami masa sulit dalam memproduksi. Hal ini disebabkan oleh susahnya mencari bahan baku utama yang langka dipasaran yaitu kedelai lokal.
Seperti diketahui, penyebab sulitnya mendapatkan kedelai sekarang ini dikarenakan banyak petani yang enggan menanam kedelai disaat cuaca buruk. Dibeberapa daerah di Jember, para petani mengaku bahwa lahan pertaniannya belum cukup efektif untuk ditanami kedelai sehingga mereka takut akan gagal panen serta merugi.
Saat ini para pengusaha tempe tahu dan susu kedelai banyak beralih menggunakan kedelai impor untuk mengganti kedelai lokal. Meski harganya mahal, kedelai impor dianggap mempunyai kwalitas daripada kedelai lokal yang ada sekarang ini. Adapun harga kedelai impor di Jember sendiri mengalami kenaikan berkisar Rp. 6.100 sampai Rp. 6.200 per kilogram. Sedangkan harga kedelai lokal Rp. 6.000 per kilogram.
Keadaan ini tentunya membuat para pengusaha kecil di Jember menjadi kuatir terhadap kelangsungan usahanya. Karena sudah banyak diantara pengusaha tempe tahu dan susu kedelai sudah siap-siap beralih usaha lain serta meninggalkan usaha yang sudah lama dijalani tersebut. Demikian ungkap Abdurrahman, salah satu pengusaha tempe dari Patrang Jember.
Abdurahman menuturkan, dengan minimnya suplai bahan baku kedelai saat ini membuat para pengusaha tempe banyak melakukan strategi penjualannya. Misalnya, Harga tempe ukuran sedang yang biasanya dijual Rp 1.000 per potong dinaikkan menjadi Rp 1.500 per potong. Begitu juga dengan tahu mentah ukuran sedang yang semula dijual dengan harga Rp 250 per potong, kini menjadi Rp 350 hingga Rp 400 per potong.
Cara lain supaya tidak terlalu rugi, pengusaha juga akan menekan proses produksinya seperti, mengurangi ukuran tahu dan tempe 0,5 centimeter hingga 1 centimeter. “Tapi tidak sering-sering, nanti pembeli akan ngomel-ngomel”. Imbuh Abdurahman.
Sementara itu, minimnya kedelai juga membuat usaha susu kedelai mengalami kemerosotan omzet. Keadaan tersebut membuat para pengusahanya tertekan dan merasakan hal yang sama untuk menggunakan kedelai impor sebagai bahan bakunya. Seperti yang dilakukan penjual susu kedelai di sekitar kampus, Arif.
Arif menjelaskan, susu kedelai buatannya terpaksa dinaikan harga jualannya agar mutu rasanya tetap dan konsumennya tetap membeli. Harga susu kedelai yang biasanya dijual Rp. 4.000 per botol besar dinaikan menjadi Rp. 4.500 per botolnya. “Meski harus memakai kedelai impor, yang penting susu kedelainya enak”. Paparnya.
Ditambahkan, walaupun harga kedelai impor lebih mahal tapi warnanya bersih dan rasanya enak. Sedangkan kedelai lokal yang ada kwalitasnya kurang baik untuk dibuat susu. “Untuk sementara memakai kedelai impor dulu. Tidak apa-apa, tapi kalau memang ada yang lebih baik saya akan membelinya”. Kata Arif.

Andalkan distributor
Ditempat terpisah, distributor kedelai asal Balung Jember, Lisnawati memaparkan bahwa akibat langkanya kedelai lokal dipasaran, dirinya saat ini kualahan melayani permintaan kedelai impor. Karena banyak pengusaha kecil yang berbahan dasar kedelai yang memburunya.
Lisnawati juga mengatakan kalau para pengusaha tempe tahu dan susu kedelai sekarang mengandalkan pembelian bahan dari para distributor ketimbang pada petani langsung. Oleh sebab itu pihaknya selalu menyiapkan stok kedelai impor digudangnya. “Walaupun mahal, yang penting dapat membantu meringankan beban pengusaha kecil dan suplainya tetap lancer”. Katanya.
Seperti halnya para pengusaha tempe tahu dan susu kedelai, Lisnawati sebagai distributor juga mengharapkan agar pemerintah bisa mencarikan solusi terkait kelangkaan dan tingginya harga kedelai ini. (mc_humas/jbr)

Dongkrak Kesejahteraan Masyarakat PNPM Turunkan Angka Kemiskinan


Keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan ternyata sangat dirasakan manfaarnya oleh masyarakat, bahkan di Kabupaten Jember sendiri jumlah rumah tangga miskin (RTM) mencapai 19% yakni1.766.311 jiwa atau 556.527 kepala keluarga (KK), sentuhan PNPM tahun 2010 lalu sudah dapat dinikmati di 26 kecamatan .PNPM merupakan program berkelanjutan dan mengadopsi Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sejak tahun 1998 lalu, dengan .beragam mata pencaharian masyarakat Jember yang berbeda seperti petani, nelayan dan pedagang, setidaknya masyarakat sangat diuntungkan dengan digulirkankannya PNPM khususnya kegiatan program sarana prasarana pedesaan seperti irigasi, sarana mandi cuci kakus (MCK), pasar desa, gedung sekolah, gedung kesehatan, tempat ibadah dan jembatan mengingat masyarakat Jember banyak yang tinggal di pedesaan.
Hal itu diungkapkan oleh Drs. Mukhair Jauhari, MSi Kabid Peningkatan Perekonomian Masyarakat (PPM) Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Pemkab Jember usai meolakukan evaluasi dan monitoring PNPM 2010 di Kecamatan Sumberjambe, tahun 2010 lalu Kabupaten Jember mendapatkan tambahan 3 Kecamatan untuk diikutkan dalam PNPM Mandiri Perdesaan.Dalam program yang sama Kabupaten Jember di tahun 2009 hanya mendapat jatah 23 kecamatan, penambahan kecamatan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan PNPM di Kabupaten Jember selama ini. Diakui oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemkab Jember tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi untuk terlibat langsung dalam kegiatan PNPM khususnya dalam hal swadaya baik sumbangan dana maupun tenaga, bahkan pelaksanaan PNPM tersebut lebih baik bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Timur.
“Kegiatan PPK/PNPM Mandiri Perdesaan di Kabupaten Jember lebih didominasi oleh kegiatan bidang prasarana jalan, artinya keburutuhan sarana dan prasarana masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.Jalan merupakan akses jalur transportasi penghubung antara desa dan kota, masyarakat desa sangat membutuhkan tersedianya prasarana jalan yang memadai untuk memasarkan hasil pertaniannya. Sejak PPK I hingga hingga PNPM 2010 dijalankan, setidaknya dana BLM sebanyak Rp.134.140.729.590 atau 85,31% terserap oleh masyarakat dan digunakan untuk membiayai pembangunan sarana/prasarana di pedesaan. Selain sarana/prasana masih ada bidang yang lain seperti bidang ekonomi (UEP/SPP) jumlahnya sebesar Rp.21.431.7444.828 atau 8,29%, bidang pendidikan Rp.444.503.100 atau 0,42% serta kesehatan Rp.2.878.403.825 atau 0,82%, tukas Mukhair.
Sementara itu Camat Sumberjambe Drs. Abdul Kadir juga membenarkan adanya PNPM mandiri mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayahnya,

Kamis, 17 Februari 2011

5500 BIBIT KAKAO DI TANAM DI DESA NOGOSATI RAMBIPUJI


Prospek kakao semakin lama semakin baik sekali karena tampaknya saat ini bangsa Indonesia merupakan salah satu posisi ke 3 besar untuk kakao ini mengarah ke dua besar sebagai produsen kakao maka mau tidak mau petani kakao terus melakukan terobosan baru dengan pola cara tehnologi baru yang di lakukan oleh kaum wanita desa nogosari kecamatan rambipuji..
Seperti yang di lakukan oleh Gapoktan perkebunan, Suwarno, mengukapkan bahwa dengan bantuan benih bibit kakao dari pemerintah propinsi Jawa Timur sebanyak 5500 bibit benih kakao langsung mengadakan program gerakan penanaman kakao yang luas tanahnya milik anggota kelompok tani wanita tersebut. Sebanyak 5 hektar disalurkan penanamannya di lakukan oleh kaum perempuan salah satunya dari kelompok tani sri kandi Nogosari yang melakukan penanaman kakao bersama.
Karena pesertanya kabanyakan dari kaum wanita dan sangat antusias sekali untuk menanam kakao di lahan-lahan pekarangan rumah, sehingga diharapkan kedepan ada penambahan ekonomi tentang masalah peningkatan kesajetaran dari segi perkebunan yang di laksanakan olek kaum perempuan melalui penanaman kakao tersebut . Dengan penanaman kakao oleh kaum perempuan ini nantinya akan dapat menambah uang belanja bagi para petani khususnya ibu-ibu, karena tanaman pola pekarangan dapat dirawat secara optimal karena biasanya yang melaksanakan bersih-bersih itu khan kaum perempuan jadi di samping bersih lahan juga bisa merawat kakao yang di tanam oleh kelompok wanita tani itu sendiri .
Namun demikian dengan adanya gerakan penanaman kakao ini akan menambah inkame dari pada penghasilan para petani kaum wanita supaya dapat di perhatikan oleh pemerintah utamanya petani kaum wanita ini mengawal program pemerintah tentang penanaman bibit kakao untuk lebih di perbanyak bibit kakao untuk dapatnya bisa di salurkan ke desa kami.
Sementara itu kabid Bina Usaha perkebunan & kehutanan disbunhut, Kurnia Sulianto, mengukapkan dengan penanaman bibit kakao yang di lakukan oleh kaum wanita dalam rangka pemberdayaan masyarakat dengan harga bagus akan di peroleh oleh petani tentunya secara langsungm dampaknya nanti akan menambah pendapatan mereka. Tentunya secara otomatis juga akan memberikan kesejahteraan kepada keluarga.
Bagi masyarakat memperoleh penghasilan karena di ketahui bersama kondisi pentembakauan sampai saat ini sudah demikian termasuk kopi harganya sudah staknan tidak naik sedangkan ongkos - ongkos produksi naik terus maka dengan penanaman kakau dengan ongkos produksi kopi dengan harga .

Desa kemuningsari lor, panti, Coba Kembangkan Sector Agrobisnis Melalui Bibit Durian Dalam Pot


Setelah berhasil melakukan pengembangan bibit rambutan dalam pot, kali ini Ds. Kemuningsari lor, Kec. Panti, pada waktu dekat ini akan melakukan pengembangan pembibitan buah durian dalam Pot. Hal ini dipelopori oleh H. Mahrus Romli yang juga ketua Asosiasi Petani Penangkar Bibit Kab Jember, untuk mendukung dunia agrobisnis di Kabupaten Jember. Dipilihnya buah durian montong sebagai uji coba pembibitan dalam pot tersebut, mengingat durian merupakan buah yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dengan begitu, Durian juga bisa dijadikan salah satu ikon Jember selain suwar suwir yang telah melegenda.
Sebagai langkah perdana, desa Kemuningsari Lor melakukan Launching bibit durian montong yang dihadiri oleh seluruh gapoktan se wilayah Kec. Panti serta Ka. Disperta Kab Jember, Ir. Hari Widjayadi, Camat Panti, Kades Ds. Kemuningsari lor, HKTI, 14/02’2011.
H. Mahrus Romli selaku Ketua Asosiasi Petani penangkar bibit Kabupaten Jember menyampaikan bahwa pengembangan bibit buah durian ini dalam pot ini adalah inovasi yang di lakukan oleh dirinya bersama-sama dengan anggota Asosiasi Petani penangkar bibi untuk menjawab tantangan agrobisnis yang semakin berkembang. Dpilihnya buah durian tersebut, ungkap Mahrus, dikarenakan Durian adalah buah yang banyak di sukai oleh masyarakat di kalangan atas, sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi petani durian. Untuk saat ini, lanjutnya, pengembangan bibit dalam pot tersebut diambil dari bibit durian montong local yang masih dominan disukai oleh konsumen. Mahrus juga mengatakan saat ini dirinya bersama anggota menyiapkan bibit dengan 2 jenis yaitu bibit durian montong, yang siap di tanam dan di jual, sekitar 7 ribu bibit. Dengan kisaran harga 150 Ribu untuk tanaman bibit yang baru jadi, Untuk bibit yang berumur 1 tahun lebih, berharga sekitar 400 Ribu, sedangkan untuk bibit durian yang berumur 2-3 tahun atau siap buah, berharga sekitar 1 juta. Keistimewaan dari bibit durian dalam pot ini adalah tahan terhadap ganguan cuaca yang ekstrim seperti saat ini.
“Durian dalam pot otomatis ini kedepan akan di pasarkan di Surabaya, Malang, dan Madura, untuk saat ini petani penangkar telah mendapat pesanan dari Bondowoso dan Lumajang sekitar 12 ribu bibit, sedangkan pesanan dari kios souvenir Jember sekitar 150 pot per bulan”, Jelasnya.
Sementara itu Ka. Dinas Pertanian Kab Jember, Ir. Hari Widjayadi, juga menyampaikan bahwa pembibitan durian yang ada di desa kemuningsarilor itu nantinya akan memberi peluang bagi sector agrobisnis, sehingga Ds. Kemuningsari lor dapat mempeluas pengembangan serta pembudidayaan bibit durian dalam pot tersebut dalam membangun kemandirian usaha di sector agro. Potensi ini juga dapat dikembangkan, lanjut Hari, sebagai sarana untuk penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat setempat. Hal ini diakui oleh Hari, dengan adanya pengembangan bibit ini, masyarakat yang di pekerjakan untuk per harinya sekitar 20 orang. “nah ini kan merupakan terobosan yang bagus, selain untuk pengembangan bibit durian, sector ini juga mampu memberikan peluang pekerjaan masyarakat. Artinya, masyarakat akan dilibatkan serta di berdayakan untuk mengangkat potensi desanya sendiri”, pungkasnya. (mc_humas/ tgh)

Rabu, 09 Februari 2011

Dinas Pendidikan Akan Lakukan Persiapan Untuk Kelancaran Unas 2011


Jember Terbina. Dinas Pendidikan Kabupaten Jember dijadwalkan akan melaksanakan kegiatan pembinaan sekaligus persiapan guna menyongsong Ujian Nasional (Unas) 2011-2012. Hal ini dilakukan agar nantinya lembaga sekolah yang berada dibawah naungan Dispendik agar lebih matang dan siap dalam menjalankan moment penting tersebut.
Unas sendiri akan diselenggarakan pada bulan April-Juni 2011 mendatang oleh pemerintah. Untuk persiapan serta kelancaraan pelaksanaan kegiatan tersebut, pemerintah sendiri telah melakukan perhatian serius terhadap pelaksanaannya. Diantaranya dengan berkoordinasi dan sinkronisasi sampai pada tingkat institusi paling bawah yaitu, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Harapannya agar program masa depan anak bangsa ini dapat berhasil dan sukses.
Pembahasan Program Unas dirasa sangat perlu dan harus didesain dengan sempurna. Untuk itu, perlu kerjasama yang kompak dari jajaran Dinas Pendidikan khususnya di UPTD yang ada di seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Jember. Demikian sambutan Pj. Bupati Jember Teddy Zarkasih usai melakukan rapat bersama dengan dinas pendidikan diruang rapat Bupati Pemkab Jember.
Teddy Zarkasih mengungkapkan, agar segeranya Dinas Pendidikan Jember untuk melakukan langkah-langkah strategis supaya siswa-siswa se-Kabupaten Jember nantinya siap secara mental dalam melaksanakan Unas. Artinya, para siswa harus lulus dan menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
“Mengingat pola lulusan berbeda dengan tahun lalu, maka untuk tahun ini tidak ada ujian susulan atau ulangan. Sehingga mau tidak mau siswa dituntut untuk menyiapkan dirinya dengan baik. Alasannya, siswa yang tidak lulus maka tidak lagi bisa mengulang atau melakukan ujian susulan”. Ujarnya.
Sementara itu, menyikapi persiapan program Unas 2011 mendatang, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Drs. Ahmad Sudiyono, M.Si, mengatakan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh lembaga sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat atas maupun kejuruan untuk mempersiapkan siswanya dengan serius. Misalnya dengan memberi program tambahan pelajaran atau less serta melakukan serangkaian test (try out) bagi para siswa yang akan melakukan Unas.
Disamping itu, Ahmad Sudiyono mengakui bahwa program kelulusan siswa tahun ini dianggap lebih menguntungkan dibanding tahun lalu. Karena nilai raport para siswa yang dimulai sejak semester 3,4 dan 5 akan diakui dan diperhitungkan untuk menunjang sekaligus menentukan lulus dan tidaknya para siswa peserta Unas.
Adapun untuk menjaga mutu pendidikan serta hasil Unas para siswa, Dispendik Jember meminta kejujuran dari seluruh lembaga sekolah baik negeri maupun swasta agar tidak memainkan nilai raport siswa-siswanya. “Biarlah prestasi siswa apa adanya dan sesuai dengan kemampuannya. Tidak perlu dikatrol oleh gurunya”. Imbuhnya.
Selanjutnya, Kepala Dispendik Jember juga menolak menanggapi adanya segala bentuk permainan nilai siswa di sekolah khususnya sekolah swasta. Pihaknya berpesan agar seluruh sekolah tidak terkecuali negeri atau swasta untuk tidak merubah-rubah atau seenaknya memark-up nilai. Karena, semuanya telah sesuai prosedur serta dalam pengawasan yang ketat. Apabila pihaknya masih mendapati kejadian tersebut maka, akan dilakukan tindakan tegas serta akan memberi sanksi yang berat.

tahun ini lebih menguntungkan para siswa dimana nilai rapot semester 3,4 dan 5 diakui dan diperhitungkan guna menentukan lulus dan tidaknya siswa peserta unas tersebut.

Untuk itu dirinya minta adanya kejujuran dari seluruh sekolah baik negeri maupun swasta untuk tidak memainkan nilai rapot para siswa. Biarlah prestasi siswa apa adanya yang tidak perlu dikatrol oleh guru.

Ketika disinggung adanya kerawanan nilai di sekolah swasta Ahmad menolak sekolah-swasta tidak bisa seenaknya memarkup nilai siswanya bahwa kesemuanya telah memiliki prosedur dan pengawasan yang cukup ketat. Manakala masih ada sekolah yang nekad tentu akan dikenakan sangsi berat. (mc_humas_jbr)

Pemberitaan Pers Hendaknya Tidak Menghasut dan Tidak Langgar Kode Etik


Tidak dipungkiri pers selama ini ikut andil dalam membesarkan institusi kepolisian, bahkan pers merupakan mitra kerja yang sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat secara benar terkait dengan kinerja kepolisian.Dalam usianya Ke 65 pers hendaknya semakin dewasa dan profesional dalam menyajikan pemberitaan baik itu di media elektronik maupun media cetak, jangan sampai pemberitaan itu melanggar kode etik jurnalistik yang ada dan hal ini yang harus diperhatikan oleh insan pers.Meski sekarang ini memasuki era kebebasan pers namun bukan berarti hal itu lantas disalah artikan, kebebasan pers harus disertai dengan sikap membangun dan dilandasi rasa tanggung jawab bukan malah menghasut ataupun memfitnah yang membuat masyarakat menjadi resah.
Penegasan tersebut disampaikan langsung oleh Kapolres Jember AKBP Taufik RH dalam tasyakuran peringatan hari pers nasional (HPN) Selasa (8/2) bertempat di Gedung BHS yang diadakan oleh Kelompok Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) Jember dan dihadiri oleh puluhan wartawan serta pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Jember.Taufik juga meminta hendaknya pers bisa menyatukan seluruh kekuatan elemen masyarakat, sehingga pers juga punya fungsi sebagai pemersatu bangsa demi tegaknya NKRI. Pers diakui oleh sejarah juga punya peran besar dalam mengantarkan bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya, meski pada saat itu pers tidak semaju sekarang namun semangat yang dipunyai oleh insan pers waktu itu mampu membangkitkan rasa nasionalisme untuk melawan penjajahan
“Silahkan dalam membuat berita wartawan menggunakan kebebasan pers yang dipunyai, namun jangan sampai berita tersebut berisi hujatan sehingga merugikan pihak lain. Sesuai dengan tema HPN Ke 65 yakni kebebasan pers dari dan untuk masyarakat, hendaknya hal itu tetap dikedepankan oleh wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.Boleh saja pers itu dalam menampilkan berita ikut mengkritisi tapi jangan ngawur dan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, karena sesuai Undang-Undang Pers berita yang tidak benar dan cenderung memojokan pihak lain dan tidak berdasarkan fakta yang ada maka yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi hukum.Tidak hanya kepolisian yang menempatkan pers sebagai mitra kerja tapi juga instansi yang lain termasuk pemerintah daerah, karena itu pers juga diharapkan mampu menampilkan berita mengenai keberhasilan pembangunan,”tukas Taufik.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Tanggul Drs. Gozali merasa ikut terbantu dengan keberadaan pers, selama ini keberhasilan sekolahnya selalu ditonjolkan oleh pers dan itu merupakan wujud kepedulian pers dalam pembangunan khususnya dibidang pendidikan di Kabupaten Jember. Dirinya tidak pernah sedikitpun merasa terusik bila ada pers atau wartawan yang bertandang di sekolahnya, bahkan Gozali selalu menyempatkan diri untuk melayani dengan baik dan ramah meskipun SMPN 1 Tanggul lokasinya terletak di wilayah pinggiran. Itu artinya pers dalam pemberitaannya tidak pernah pilih-pilih sekolah untuk mengangkat prestasi yang dipunyai, ini merupakan langkah maju bagi pers yang punya itikad baik untuk membangun dan memajukan Jember melalui pemberitaan seperti apa yang menjadi harapan dari Kapolres Jember.
Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi, sangat sependapat dengau himbauan Kapolres Jember tersebut, Agus secara pribadi juga ikut menyampaikan selamat hari pers ke 65, dengan peringatan tersebut hendaknya menjadi evaluasi tersendiri untuk lebih meningkatkan kinerjanya.Diakui peran pers selama ini cukup membantu Pemkab Jember dalam menyebarluaskan keberhasilan pembangunan. Jalinan kerjasama yang sudah terjalin dengan baik antara insan pers dan Pemkab Jember hendaknya terus ditingkatkan, karena dengan penyampaian berita yang benar dan berimbang praktis akan menciptsakan suasana yang kondusif di masyarakat sehingga program pembangunan dapat berjalan dengan baik. (mc_humas_jbr)

 
Powered by Blogger | Printable Coupons