Minggu, 27 Maret 2011

Belum Cairnya BOS Tidak Membuat Etos Kerja Guru Sukwan Menurun


Jember Terbina. Berhembus kabar tentang kapan dicairkannya dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Jember membuat banyak pihak prihatin dan mengeluh. Keprihatian tersebut tidak hanya dirasa oleh para kepala sekolah saja melainkan nasib para guru khususnya tenaga sukwan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gaji maupun insentif para guru sukwan yang diterima setiap bulannya sangat tergantung oleh pihak sekolah yang mengandalkan dana BOS. Sedangkan dana BOS itu sendiri telah mandek selama kurang lebih 3 bulan. Meski tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar disekolah, tetapi secara psikologis akan mempengaruhi kinerja kegiatan yang lainnya. Demikian ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPTD) Kecamatan Puger, Drs. Sumardi.
Menyikapi tentang terlambatnya insentif guru sukwan, Sumardi mengatakan, para guru sukwan sangat mengharapkan kejelasan dari Pemerintah Kabupaten Jember untuk sesegera mungkin mencairkan dana BOS. Karena gaji atau hornor yang diterima para guru sukwan sangatlah minim.
Sumardi juga menambahkan, para guru sukwan tidak akan melakukan aksi maupun protes karena masalah tersebut. Tetapi dari sikap, tindakan serta pembicaraan antar sesama guru sudah tercermin bahwa semestinya Pemkab peduli terhadap nasib mereka. “Guru-guru sukwan itu perlu perhatian pemerintah daerah. Bahkan bila perlu, kondisi keterlambatan jangan berlarut-larut”, ucapnya.
Lebih lanjut, Sumardi menjelaskan, meski keterlambatan anggaran BOS ini terlampau lama tidak membuat etos kerja para guru sukwan di masing-masing sekolah tidak menjadi kendur dan masih tinggi. “Para guru sukwan disekolah-sekolah saat ini masik tetap bekerja melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau KBM”, jelasnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Sekolah Dasar Jember Lor 02, Wiwit Mei Arini, S.Pd, bawasannya beberapa guru sukwan yang mengajar di sekolahnya mengalami keterlambatan menerima gaji ataupun insentif akibat macetnya dana BOS awal tahun ini. “Selama tiga bulan ini guru sukwan kami belum menerima insentif dari BOS”, akunya.
Wiwit juga menambahkan, belum cairnya dana BOS tidak membuat para guru sukwan ditempatnya mengeluh bahkan tetap semangat melaksanakan KBM. Beliau berharap untuk kedepannya supaya jangan dibuat susah karena para guru sukwan itu pendapatannya minim.
Ungkapan diatas sama dengan pendapat Suwarno, S.Ag, Kepala SDN Biting 5 yang mengungkapkan bahwa anggaran BOS yang belum cair tidak membuat semangat kerja para guru sukwan menjadi menurun. Meski begitu, pihak sekolah akan mencarikan solusi untuk memenuhi hak para guru sukwan tersebut.
Di lain pihak, anggota DPRD Jember komisi D, Ayub Junaedi mengungkapkan, setidaknya anggaran BOS harus bisa dicairkan dalam minggu-minggu ini. Apabila masih mengalami penundaan maka sekolah-sekolah akan mengalami kesulitan anggaran. Karena satu hingga dua bulan mendatang sekolah sudah harus menyelenggarakan ujian, yang sebagian anggarannya berasal dari dana bos. (mc_humas/jbr-taufan)

1 komentar:

www.halim.com mengatakan...

Heran ya.....
sekolah2 negeri yang notabene semua fasilitas diberi pemerintah pada ribut dengan keterlambatan cairnya BOS padahal sekolah swasta yang biaya MANDIRI (apalagi dibawah naungan Kemenag) bukann hanya sekali mengalami keterlambatan pencairan dana BOS, bahkan kadang terlambat 6 bulan gak pernah mengeluh...
hidup pejuang2 pendidikan di lembaga swasta...!

Posting Komentar

 
Powered by Blogger | Printable Coupons