Minggu, 27 Maret 2011

Belum Cairnya BOS Tidak Membuat Etos Kerja Guru Sukwan Menurun


Jember Terbina. Berhembus kabar tentang kapan dicairkannya dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) di Kabupaten Jember membuat banyak pihak prihatin dan mengeluh. Keprihatian tersebut tidak hanya dirasa oleh para kepala sekolah saja melainkan nasib para guru khususnya tenaga sukwan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gaji maupun insentif para guru sukwan yang diterima setiap bulannya sangat tergantung oleh pihak sekolah yang mengandalkan dana BOS. Sedangkan dana BOS itu sendiri telah mandek selama kurang lebih 3 bulan. Meski tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar disekolah, tetapi secara psikologis akan mempengaruhi kinerja kegiatan yang lainnya. Demikian ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPTD) Kecamatan Puger, Drs. Sumardi.
Menyikapi tentang terlambatnya insentif guru sukwan, Sumardi mengatakan, para guru sukwan sangat mengharapkan kejelasan dari Pemerintah Kabupaten Jember untuk sesegera mungkin mencairkan dana BOS. Karena gaji atau hornor yang diterima para guru sukwan sangatlah minim.
Sumardi juga menambahkan, para guru sukwan tidak akan melakukan aksi maupun protes karena masalah tersebut. Tetapi dari sikap, tindakan serta pembicaraan antar sesama guru sudah tercermin bahwa semestinya Pemkab peduli terhadap nasib mereka. “Guru-guru sukwan itu perlu perhatian pemerintah daerah. Bahkan bila perlu, kondisi keterlambatan jangan berlarut-larut”, ucapnya.
Lebih lanjut, Sumardi menjelaskan, meski keterlambatan anggaran BOS ini terlampau lama tidak membuat etos kerja para guru sukwan di masing-masing sekolah tidak menjadi kendur dan masih tinggi. “Para guru sukwan disekolah-sekolah saat ini masik tetap bekerja melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau KBM”, jelasnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Sekolah Dasar Jember Lor 02, Wiwit Mei Arini, S.Pd, bawasannya beberapa guru sukwan yang mengajar di sekolahnya mengalami keterlambatan menerima gaji ataupun insentif akibat macetnya dana BOS awal tahun ini. “Selama tiga bulan ini guru sukwan kami belum menerima insentif dari BOS”, akunya.
Wiwit juga menambahkan, belum cairnya dana BOS tidak membuat para guru sukwan ditempatnya mengeluh bahkan tetap semangat melaksanakan KBM. Beliau berharap untuk kedepannya supaya jangan dibuat susah karena para guru sukwan itu pendapatannya minim.
Ungkapan diatas sama dengan pendapat Suwarno, S.Ag, Kepala SDN Biting 5 yang mengungkapkan bahwa anggaran BOS yang belum cair tidak membuat semangat kerja para guru sukwan menjadi menurun. Meski begitu, pihak sekolah akan mencarikan solusi untuk memenuhi hak para guru sukwan tersebut.
Di lain pihak, anggota DPRD Jember komisi D, Ayub Junaedi mengungkapkan, setidaknya anggaran BOS harus bisa dicairkan dalam minggu-minggu ini. Apabila masih mengalami penundaan maka sekolah-sekolah akan mengalami kesulitan anggaran. Karena satu hingga dua bulan mendatang sekolah sudah harus menyelenggarakan ujian, yang sebagian anggarannya berasal dari dana bos. (mc_humas/jbr-taufan)

Selasa, 22 Maret 2011

BULOG MELAKUKAN PEMBELIAN GABAH DARI PETANI


Bulog jember untuk tahun 2011 melakukan pembelian gabah dan beras kepada petani sebagai bentuk wujud bulog memberikan harga yang cukup baik untuk petani dan sekaligus pembelian gabah ini tujuannya juga untuk kepentingan masyarakat.demikian di tegaskan oleh Ka,bulog Sub Divre jember ,Tri Wahyudi saleh yang di temui di ruang kerja beberapa waktu yang lalu.
Menurut,Tri Wahyudi Saleh.Untuk tahun 2011 perum bulog sub divre jember mendapatkan target penyerapan gabah dan beras oleh bulog pusat sebesar 89 ribu ton gabah dan beras ,jadi kalau kita melihat situasi dan kondisi saat ini sampai dengan tanggal 16 maret 2011 kita sudah melakukan penyerapan sekitar 2600 ton.
Nah kalau di bandingkan pada tahun 2010 pada tanggal yang sama itu kita belum bisa melakukan penyerapan hanya menarik tahun ini kita sudah bisa menyerap hampir 2000 ribu lebih karena situasinya panen lebih awal .Cuma yang menjadi persoalan ini panennya tidak serempak panen hanya di beberapa wilayah sehingga menyebabkan harga saat ini cukup tinggi .
Dimana pemerintah menetapkan harga pembelian untuk gabah itu 2640 perkilogram gabah kering panen dan di pasaran saat ini mulai dari bulan febuari sampai saat ini itu diatas harga 2640 harga yang ada berkisaran 2895 sampai harga bisa mencapai 3000 perkilogram ini yang bisa menyebabkan mengalami kesulitan atau kendala di lapangan karena harganya kompetitif sekali.
Harga ini yang bisa menyerap adalah pedagang di luar sana dan kondisi saat ini panen yang ada di jember ini banyak di serbu dari pedang pedagang dari luar ,misalnya dari kabupaten Bondowoso ,banyuwangi,lumajang jadi kita agak kompetitif.Cuma yang menjadi persoalan buat bulog menjadi kendala dan nanti bulog punya strategi lain kita terjun nanti langsung kelapangan kita melaksanakan pembelian langsung kepada petani oleh satgas kita ,kita punya satuan tugas yang bekerja langsung menyerap gabah dan beras dilapangan.
Insakallah dengan kondisi seperti ini kita terus berpacu terus dengan waktu sementara di jember menurut data dari Dinas pertanian jember minggu ketiga dan keempat akan berlangsung panen cukup besar di wilayah selatan dan pada kesempatan seperti ini akan kami manfaatkan sehingga ada harapan bulog jember masih optimis akan mendapatkan gabah dan beras untuk stok di jember sendiri.
Sehingga masyarakat jangan kwatir kita tetap berupaya semaksimal mungkin kita minta dukungan dari semua pihak supaya kita dapat bisa menyerap gabah dan beras dari petani dan kami memberdayakan mitra kerja kita pengusaha yang bergabung dengan kita untuk menyerap gabah dengan sebaik baiknya dan mereka menyetorkan gabah dan beras ke bulog jember. ( mc_humas/jbr-Satrio )

Senin, 21 Maret 2011

POLTEK JEMBER TERUS LAKUKAN KOMUNINAKSI DENGAN PEMKAB JEMBER DALAM KEMBANGKAN SUTRA ALAM


Politehnik jember terus melakukan terobosan baru di bidang sector pertanian yaitu akan mengembangkan sutra alam yang terus di minaati oleh masyarakat karena sutra ala m ini mudah sekali untuk dikembangkan di tempat lahan lahan yang tidak produktif sehingga sector ini lah nanti menjadi unggulan bagi petani sutra alam.
Sebagai di sampaikan oleh Direktur Politehnik jember,Ir Nanang Dwi Wahyono,saat di temui di ruang kerjanya. mengatakan bahwa Politehnik jember terus melakukan terobosan baru di sector pertanian namun demikian politehnik jember tentunya mempunyai program intern dan ekstern kami akan mencoba menyempurnakan akademis yang ada ,jadi saya akan membentuk akadimika di kalangan politehnik dengan cara budaya akademis dan akan kami perkuat sehingga nantinya mahasiswa belajar dengan nyaman dan enjoy termasuk dengan dosen dosen nya akan memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang ada sesuai dengan SAP sehingga semuanya terukur.
Selanjutnya kata, Nanang maka dengan begitu harapan kita nanti akan tercipta alumni alumni yang betul betul handal dan kualifait ,yang pada gilirannya nanti akan ikut bersama sama dengan masyarakat yang lain membangun jember. dan kita coba untuk menghasilkan yang benar benar yang berkualifait.
Jadi budaya akademis ini merekalah yang bertanggung jawab bicara jujur dan ilmiah artinya segala sesuatunya yang disampaikan itu pasti ada datanya. dan unsur kebersamaan saling bantu membantu dalam rangka meningkatkan kinerja di politehnik yang tentunya pasti pada akhirnya berpengaruh pada kwalitas mahasiswa.
Selanjutnya mengenai sector pertanian akan kita bangun seperti peternakan kita kembangkan kemudian secara spesifik saya akan kembangkan sutra alam kita sudah punya pemintalnya juga sudah punya kandangnya sudah punya maka nanti dengan pemkab jember kita coba komunilkasikan terutama dalam rangka pemanfaatan lahan marjinal,terutama untuk lahan lahan yang kurang produktif untuk ditanami sebagai pakan ulat karena sangat profektif sekali sutra alam kedepan nanti.
Dalam waktu dekat segera akan di kembangkan dengan masyarakat kalau politehnik sendiri sudah kita lakukan terus secara periodiks politehnik akan memelihara ulat jadi kepompong nanti memelihara lagi kita Cuma kandangnya.kita juga akan menyokong perkembangan komunitas pertanian yang ada di jember.
Maka nanti kedepan kita akan mengadakan komunikasi intensif nanti akan kita meting apa yang perlu kita dongkrak memang benar benar di butuhkan dan bermanfaat untuk masyarakat petani .poltek jember akan lebih intensif lagi berkomunikasi dengan pemkab jember akan lebih harmonis lagi ,sehingga kita secara bersama sama akan memetahkan keperluan masyarakat itu apa tidak teroritis masyarakat tidak bisa menerima berbagai macam teori tidak bisa jadi kita harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat untuk meningkatkan kwalitas panen seperti ini kita harus riil di berikan kepada mereka.Imbuhnya”. ( mc_humas/jbr-Satrio )

Minggu, 20 Maret 2011

UPTD Ambulu Persiapkan SD Unggulan Di Wilayah Jember Selatan


SDN Ambulu I dalam waktu dekat dipastikan akan menjadi sekolah unggulan di Kecamatan Ambulu, kalau hal itu bisa terwujud maka sekolah tersebut akan menjadi satu-satunya sekolah unggulan di kawasan Jember selatan. Obsesi untuk menjadikan SDN Ambulu I menjadi sekolah unggulan karena secara fisik memang sudah memenuhi syarat, hal itu juga ditunjang oleh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Selain itu masyarakat di sekitar SDN Ambulu I juga sangat berharap sekolah dasar (SD) tersebut dijadikan sekolah unggulan, juga karena kelengkapan sarana di SD itu sudah sangat mencukupi.Meski UPTD Kecamatan Ambulu akan merealisasikan keinginannya agar SDN Ambulu I menjadi sekolah unggulan, namun bukan berarti keberadaan SD lainnya di Kecamatan Ambulu dianaktirikan.
Kepastian itu disampaikan oleh Kepala UPTD Kecamatan Ambulu Rahmatulah, SPd, apa yang dilakukan pihaknya untuk mengagas adanya SD unggulan di wilayah Jember selatan, termasuk bagian dari tugas yang dipunyai oleh UPTD sebagai kepanjangan tangan dinas pendidikan (dispendik) untuk mengembangkan sekolah. Apalagi gagasan mewujudkan SD unggulan juga bagian dari prioritas program yang dimiliki oleh UPTD Ambulu, harapannya pada tahun berikutnya di Kecamatan Ambulu tidak hanya SDN Ambulu I yang menjadi sekolah unggulan.Bahkan proses kearah terwujudnya SD unggulan sudah dipersiapkan oleh UPTD Kecamatan Ambulu, diantaranya dengan melakukan penataan personal, sarana prasarana, serta perangkat pendukung lainnya sudah disiapkan secara bertahap.
“ SDM guru sangat dibutuhkan dalam mewujudkan SD unggulan ini termasuk adanya kompetensi lebih yang dimiliki, bahkan di SDN Ambulu I sendiri guru yang berkopetensi sudah lebih dari 80%.Hal ini tentunya sangatlah menggembirakan dalam upaya percepatan menuju proses terbentuknya SD unggulan, dengan kompetensi tersebut guru punya peran yang sangat berat saat SD unggulan nantinya bisa terwujud. Kalau tidak ya percuma sekolah tersebut menjadi sekolah unggulan, karena itu kelika label sekolah unggulan sudah terpenuhi setidaknya mutu sekolah tersebut harus lebih baik dibanding sebelum menjadi sekolah unggulan.UPTD Kecamatan Ambulu berharap sebelum SD unggulan itu teralisasi, setidaknya apa yang belum ada disekolah tersebut seperti ruang perpustakaan dan koperasi dapat segera dilengkapi,”ungkap Rahmatulah.
Bahkan Rahmatulah menilai. selama ini Kepala SDN Ambulu I sudah berbuat banyak agar SD unggulan di Kecamatan Ambulu segera terwujud, hal ini tidak terlepas dari adanya kemauan untuk menjadikan sekolah tersebut lebih dari sekolah lainnya.Tekad mewujudkan SD unggulan di kecamatan tersebut ternyata tidak hanya sekedar impian, karena sejak lama SDN Ambulu I telah melakukan langkah-langkah kearah itu dengan peningkatan kwalitas akademik maupun non akademik.Meski SDN Ambulu I berada di kecamatan Jember selatan dan tidak jauh dengan kawasan pantai selata , namun kesadaran masyarakatnya sangat tinggi akan arti pentingnya pendidikan karena itu mutunya tidak kalah bila dibandingkan dengan SD lainnya di kecamatan kota.
Dibagian lain Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi sangat mendukung langkah yang diambil oleh UPTD Ambulu untuk menjadikan SDN Ambulu I sebagai sekolah unggulan, apalagi semua persyaratan yang ada seperti SDM tenaga pendidik dan fasilitas sarana pendukung lainnya sudah terpenuhi, sehingga tidak ada alasan bagi SD tersebut untuk tidak mewujudkan keinginan UPTD agar dalam waktu tidak lama lagi ada sekolah unggulan di Kecamatan Ambulu dan hal ini dinilai oleh Agus juga merupakan bagian keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan di Kabupaten Jember. (mc_humas/jbr-winardyasto)

Targetkan Validitas Data Kependudukan Tuntas Tahun 2012


Rendahnya kesadaran warga pendatang yang menetap di Kabupaten Jember untuk melengkapi dirinya dengan dokumen kependudukan dinilai masih rendah, sehingga menyulitkan untuk melakukan pendataan penduduk.Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Pemkab Jember.Banyaknya warga pendatang yang menetap di Jember diakui dispendukcapil setiap tahunnya terus bertambah, hal ini dikarenakan Jember sebagai kota pendidikan menjadi tujuan bagi warga pendatang untuk melanjutkan jenjang pendidikan khususnya di perguruan tinggi.Selain itu ada juga yang menetap di Kabupaten Jember dikarenakan sebagai pekerja musiman atau memang dipindah tugaskan oleh instansinya, sehingga banyak warga pendatang yang belum sempat mengurus surat pindah dari daerah asalnya sebagai persyaratan pengurusan dokumen kependudukan seperti KTP dan KK nasional di dispendukcapil.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Drs. M. Winardi MSi Kabid Pendaftaran Penduduk(dafduk), bahkan di dalam UU No. 23 Tahun 2006 menyebutkan seseorang yang menetap di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu sudah semestinya memiliki dokumen kependudukan untuk memudahkan pendataan penduduk.Meski tidak sedikit mereka yang datang dan menetap di Jember tidak memiliki dokumen kependudukan, namun demikian Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Jember tetap pasang target tahun 2012 validitas data kependudukan sudah rampung. Apalagi Pemkab Jember dalam hal ini dinas sosial, saat ini telah menertibkan keberadaan rumah kos maupun kontrakan dengan mewajibkan pemiliknya untuk memiliki ijin sesuai dengan Perda No.7 Tahun 2008, hal ini dirasa sangat menguntungkan untuk memudahkan pendataan jumlah penduduk.
“Menyikapi hal ini dispendukcapil terus berupaya melakukan sosialisasi tertib administrasi kependudukan hingga ditingkat kecamatan, selanjutnya pihak kecamatan akan meneruskannya ke lurah atau kepala desa, kepala dusun, RT /RW maupun kepala lingkungan dan selanjutnya menyampaikannya kepada masyarakat. Mereka yang datang dan menetap di Jember punya hak secara de jure dan de fakto bagai warga Jember, asal yang bersangkutan menyertakan surat pindah dari daerah asalnya sebagai kelengkapan pembuatan KTP dan KK nasional.Tanpa surat pindah maka dokumen kependudukannya tetap tidak bisa diproses, maka yang bersangkutan terlebih dahulu harus mengurus surat pindahnya.Dengan tertib administrasi kependudukan diharapkan tahun 2012 Kabupaten Jember sudah memiliki validitas data base kependudukan, sehingga hal ini akan memudahkan pemantauan pendataan jumlah penduduk ,”tandas Winardi
Validitas data base yang dipunyai oleh dispendukcapil nantinya cenderung bersifat dinamis, baik itu disebabkan oleh peristiwa kependudukan maupun peristiwa penting lainnya yang terjadi di masyarakat.Adapun peristiwa kependudukan itu sendiri disebabkan adanya perubahan nama, pindah, maupun perubahan alamat, sedang peristiwa penting ditimbulkan karena kelahiran maupun kematian Apabila terjadi peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang berpengaruh pada perubahan data base kependudukan, maka hendaknya masyarakat segera melaporkan ke dispendukcapil demi terjaminnya keakuratan data kependudukan.Dispendukcapil sendiri optimis target validitas data base kependudukan bisa terpenuhi, karena itu butuh dukungan dari masyarakat diantaranya dengan melengkapi dirinya dengan dokumen kependudukan.
Sementara itu Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi mendukung terwujudnya validitas data base kependudukan yang ditargetkan oleh dispendukcapil tuntas tahun 2012, karena itu siapapun yang menetap di Jember hendaknya juga memiliki dokumen kependudukan seperti KTP dan KK nasional, karena hal itu sangat penting artinya dan merupakan keharusan untuk dimiliki oleh semua warga negara seperti yang diisyaratkan oleh UU No.23 Tahun 2006.(mc_humas/jbr-winardyasto)

Selasa, 15 Maret 2011

Abadikan Ikon Jember Melalui Lomba Rally Foto


Kerinduan terhadap kegiatan lomba foto bagi pecinta fotografi di Kabupaten Jember terobati sudah, pasalnya Jember Photography (JPG) salah satu komunitas penggemar fotografi Minggu (13/3) menggelar kegiatan bergengsi dan baru pertama kali digelar di Kabupaten Jember yakni rally foto. Meski sehari sebelum dilaksanakan kegiatan tersebut Jember sempat diguyur hujan lebat, namun tak menyurutkan animo mereka yang kranjingan memotret untuk mengikuti rally foto.Bahkan sedikitnya 60 peserta telah menyatakan diri untuk ikut ambil bagian dalam lomba tersebut, mereka diantaranya adalah pecinta fotografi yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa serta tidak sedikit dari kalangan masyarakat umum.Meski dalam rally foto tersebut peserta diharuskan memakai kamera digital, namun pihak panitia tidak membatasi jenis kamera peserta karena yang diutamakan bukan dari kamera yang pakai tapi kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan..
Kendati baru pertamakali dilangsungkan di Jember, namun menurut Anton CM Ketua JPG, kegiatan tersebut cukup diminati oleh peserta.Bahkan peserta dari luar Kabupaten Jember seperti Situbondo, Banyuwangi dan Malang sengaja ikut ambil bagian dalam rally foto tersebut, banyak peserta yang masih asing dengan rally foto.Meski sempat molor dikarenakan cuaca yang tidak mendukung, namun kegiatan yang mengambil start dan finish di Radio Cafe pelataran depan radio KISS FM sempat menjadi tontonan masyarakat yang dilalui oleh peserta.Dari Jl. Kartini peserta belok kiri untuk mengambil gambar gedung bioskop New Kusuma, berlanjut ke gedung Gerakan Mahasiwa Nasional Indonesia (GMNI), gedung eks Bank Rakyat Indonesia (BRI), Panti siwi, alun-alun, kemudian berlanjut ke Jl.Sultan Agung, Jl. Diponegoro, Jl.Trunojoyo dan kembali ke Radio Caffe.
“Raly foto sendiri sama sekali berbeda dengan lomba foto pada umumnya, pasalnya dalam rally foto tidak hanya sekedar memotret saja, namun peserta diharuskan menjawab pertanyaan yang disodorkan oleh panitia dengan jepretan kamera, baik itu kamera digital SLR, pocket, maupun handphone (HP).Pertanyaan dalam rally foto kali ini seputar ikon Jember yang memiliki nilai historis, seperti bangunan bioskop, kantor pos, gedung Pemkab Jember, pertokoan, masjid jamik lama, monumen tugu adipura di alun-alun Jember, pasar loak, radio Akbar FM sebagai radio swasta tertua di Kabupaten Jember. Rally foto ini tingkat kesulitannya cukup tinggi selain harus foto yang dihasilkan harus sesuai dengan urutan jawaban pertanyaan, juga peserta setidaknya mampu mencemati pertanyaan yang dimaksud dan mempunyai wawasan tentang kota Jember sehingga tidak menghasilkan foto yang salah sebagai jawabannya, “tukas Anton.
Ditambahkan oleh Anton, dalam rally foto tersebut penilaiannya ditekankan pada kecepatan dalam menjawab pertanyaan, serta ketepatan jawaban. Jumlah foto yang harus dikumpulkan oleh mereka yang mengikuti ajang ini tentunya tidak lebih dari 21, karena dalam rally foto itu panitia telah membuat 21 pertanyaan terkait dengan ikon kota Jember. Pihak panitia rally foto juga mengharuskan peserta untuk mengumpulkan hasil jawaban berupa foto pada saat kegiatan tersebut berakhir, semua foto akan dinilai oleh dewan juri yakni anggota JPG sendiri yang memiliki kemampuan tidak diragukan dalam mengoperasikan kamera digital dan telah punya reputasi tersendiri dalam hal lomba foto.Meski dalam rally foto tersebut anggota JPG diluar dewan juri juga diperkenankan ikut, namun demikian dalam penentuan juara dewan juri tetap bertindak obyektif , jujur, adil dan tidak memihak.
Sementara itu Muhammad Anang salah seorang peserta rally foto dari Jember, mengaku senang dengan lomba tersebut, Anang yang saat ini tercatat sebagai mahasiwa semester II Fakultas Teknologi Informasi (TI) Universitas Muhammadiyah Jember mengaku ikut lomba tersebut karena ingin belajar banyak tentang seni fotografi.Dirinya sempat diberitahu oleh kawan dekatnya bahwa JPG akan mengadakan rally foto, tanpa pikir panjang Anang juga mengajak temannya untuk mengikuti lomba yang dirasa mengasyikan itu yakni berkeling kota jalan kaki sambil memotret, meski Anang sendiri tidak memasang target menang dalam kegiatan itu karena pesertanya dirasa cukup banyak yang memiliki pengalaman dibidang fotografi, apalagi dengan piranti kamera digital canggih yang dipunyai, hal ini berbeda dengan dirinya yang hanya bermodalkan kamera ala kadarnya yakni kamera pocket.(mc_humas/jbr-winardyasto)

Minggu, 13 Maret 2011

Masyarakat diminta segera lakukan perpanjangan KTP


Sebagai salah satu dokumen Negara yang wajib dimiliki oleh setiap warga Negara Indonesia (WNI), Dispenduk & Capil Kab Jember mencoba untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, untuk segera melakukan perpanjangan kartu tanda penduduk yang masa berlakunya telah habis di tahun 2011 ini, selambat lambatnya dalam waktu 14 hari setelah habis masa berlakunya. Sesuai dengan Undang-Undang Nomer 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan, dan Peraturan Presiden RI Nomer 25/2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk serta Pencatatan Sipil. sebagai warga Negara Indonesia, maka setiap anggota masyarakat yang tercatat sebagai warga Negara Indonesia diwajibkan untuk melengkapi diri dengan KTP sebagai slalh satu identitas yang di sahkan oleh Negara.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Drs.Hendroyono,Msi, di ruang kerjanya. Dimana Hendroyono mengungkapkan bahwa setiap WNI mempunyai kewajiban untuk melengkapi diri dengan KTP sebagai bentuk identitas serta dokumen Negara, ini dikarenakan bahwa setiap WNI yang mempunyai KTP, dinyatakan secara hukum telah tercatat oleh dinas terkait. Hendro juga menambahkan sesuai dengan masa berlaku yang ada, bahwa untuk KTP masayrakat Jember telah habis masa berlakunya pada tahun 2011. oleh karena itu dirinya sangat berharap agar seluruh masyarakat Jember untuk segera melakukan perpanjangan KTP baru, selambat-lambatnya 14 hari dari habis masa berlakunya KTP tersebut. “makanya saya berharap sebelum KTP itu habis masanya, masyarakat segera memperpanjang”, katanya.
Sementara itu Kasi Informasi Dispenduk & Capil, Drs. Arismaya Parahita juga menyampaikan bahwa untuk perpanjangan KTP sampai saat ini tidak ada perubahan tata cara pengurusannya, seperti biasanya yaitu mengetahui RT/RW,.Lurah/Kades, lalu Camat, disertai dengan foto, kemudian barulah diserahkan kepada petugas Dinas Kependuduk dan Catatan Sipil yang ada, untuk segera dilakukan proses pembuatan KTP baru dengan masa berlaku 5 tahun. .
Oleh sebab itu, Arismaya mengatakan bahwa pihak dari Dispenduk & Capil telah memberikan sosialisasi kepada masayarakat oleh para petugas dispenduk & Capil yang ada di wilayah kecamatan, dengan harapan masyarakat segera melakukan perpanjangan KTP baru. (mc_humas/jbr-satrio)

Kamis, 03 Maret 2011

Hapus Layanan Kilat Hindari Pungli Pengurusan Dokumen Kependudukan

Dituding telah melakukan pungutan atau pungli kepada masyarakat yang tengah mengurus dokumen kependudukan, membuat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) angkat bicara terhadap tudingan yang tidak mengenakan tersebut. Dispendukcapil sendiri hingga saat ini merasa tidak pernah melakukan apa yang ditudingkan oleh masyarakat tersebut, bahkan biaya pengurusan dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) nasional maupun akte kelahiran tetap sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda).Kalaupun ada biaya tambahan diluar biaya pengurusan resmi itu bukan pungli, biaya tambahan itu sifatnya hanya sukarela dari masyarakat yang memberikan kepada petugas Dispendukcapil agar pengurusan dokumen kependudukan miliknya disegerakan dengan alasan sangat dibutuhkan.
Penegasan ini disampaikan oleh Drs. Arismaya Parahita,MSi Kasi Informasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Jember, bahkan dinas

tersebut mempunyai komitmen kuat untuk bebasdari pungli. Hal itu ditunjukkan dengan menghapus layanan kilat pengurusan dokumen kependudukan kecuali ada rekomendasi khusus dari kepala dispenduk capil, dengan ditiadakannya layanan kilat tersebut hendaknya hal ini dapat dimaklumi oleh masyarakat yang akan mengurus dokumen kependudukan baik itu KTP, KK nasional, maupun akte kelahiran.Aris menghimbau kepada masyarakat hendaknya dalam pengurusan dokumen kependudukan hendaknya mentaati aturan yang ada, seperti saat melakukan perpanjangan KTP yang kententuannya menyebutkan setidaknya sudah harus diurusi oleh yang bersangkutan setidaknya empat belas hari sebelum masa berlakunya habis.
“Tidak ada pungli sedikitpun di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Jember dalam pengurusan dokumen kependudukan seperti yang dikatakan oleh masyarakat, karena itu untuk menghindari anggapan telah terjadi pungli maka dispendukcapil mengambil kesepakatan tidak lagi melayani pengurusan dokumen kependudukan secara kilat. Dengan penghapusan layanan kilat ini jangan lantas diartikan bahwa dispendukcapil mempersulit pengurusan dokumen kependukan ,layanan yang sangat mendesak bisa disegerakan asal ada persetujuan dari kepala dispendukcapil. Kalau ada pungutan disaat mereka mengurusi persyaratan dokumen kependudukan ditingkat desa dan kecamatan, itu sama sekali diluar tanggung jawab dispendukcapil dan biaya pengurusan dokumen kependudukan sesuai dengan aturan yang ada,”tukas Arismaya.
Arismaya juga menambahkan, apa yang ditempuh oleh dispendukcapil untuk mentiadakan layanan kilat telah disosiasilasikan kepada masyarakat. Bahkan sosialisasi tersebut sudah dilakukan di enam kecamatan di Kabupaten Jember, enam kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan Patrang, Sumbersari, Kaliwates, Kalisat, Ajung, dan Kencong.Menanggapi keluhan masyarakat bahwa dispendukcapil lahan parkir yang dipunyai terlalu sempit, Arismaya mengakui hal itu namun demikian pihaknya menganggap ada hal yang lebih penting dari itu yakni keamanan data yang dipunyai oleh dispendukcapil, baik itu aman dari gangguan keamanan ataupun aman dari kerusakan yang ditimbulkan akibat cuaca yang kurang bersahabat seperti terjadinya banjir yang kerap menggenangi Jalan Jawa saat hujan deras dan hal itu sangat diresahkan oleh dispendukcapil
Sementara itu Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi menyambut baik langkah yang ditempuh oleh dispendukcapil dengan meniadakan layanan kilat dokumen kependudukan baik itu KTP, KK nasional maupun akte kelahiran, Agus juga mengingatkan hendaknya masyarakat di Kabupaten Jember tidak mengurusi dokumen kependudukan yang dibutuhkan pada saat didesak oleh kepentingan yang harus disegerakan. (mc_humas/jbr-win)

Kesalahan Pengisian KK Hambat Proses Pemuktahiran Data Kependudukan


Belum tuntasnya pemuktahiran data kependundukan yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2010 lalu, diakui oeh Dinas Kependundukan dan Catatan Sipil (dispendukcapil) Kabupaten Jember salah satunya masih banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat pada saat pengisian lembar formulir kartu keluarga (KK). Kurang lengkapnya pengisian data ataupun kekeliruan dalam penulisan nama, hal itu menyebabkan penuntasan pemuktahiran data kependudukan menjadi tertunda karena data tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pihak kecamatan untuk diperbaiki.Selain itu dispendukcapil mengakui adanya keterbatasan baik itu tenaga operasional maupun perangkat keras yang dimiliki seperti komputer, mengingat keterbatasan anggaran yang ada namun demikian hal itu bukan menjadi halangan untuk menyelesaikan proses pemuktahiran data kependudukan.
Penegasan ini disampaikan Drs. Arismaya Parahita, MSi Kasi Informasi Kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Jember, sebenarnya dispendukcapil sendiri bisa merampungkan pemuktahiran data kependudukan tepat waktu kalau tidak kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat pada saat perngisian formulir KK.Dalam memperbaiki data isian KK yang keliru masyarakat tidak perlu lagi mengambil formulir baru kecuali tingkat kesalahannya sangat fatal, karena pada KK tersebut ada kolom perbaikan termasuk bila ada pemecahan KK harus juga dijelaskan alasannya.Apakah karena adanya perkawinan yang dilakukan oleh salah seorang anggota keluarga, sehingga mau tidak mau yang bersangkutan membuat KK baru terpisah dari KK sebelumnya.
“Sebenarnya pemuktahiran data kependudukan ini tidak bisa selesai tepat waktu sebelum akhir tahun 2010 lalu, karena adanya kesalahan pengisian formolir KK yang dilakukan oleh masyarakat sehingga menjadi molor.Kekeliruan paling banyak yakni lupa menulis orangtua, padahal hal ini merupakan poin penting untuk mencari sisi historis dari data tersebut.Kesalahan dalam pengisian formulir data kependudukan bukan karena minimnya sosialisasi yang dilakukan, bahkan dispendukcapil sendiri sudah dibantu oleh pihak kecamatan dan desa dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait pengisian formulir KK.Tidak mungkin dispendukcapil terjun langsung kepada masyarakat untuk memberikan sosialisasi mengingat wilayah Kabupaten Jember sangat luas, dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan dapat meminimalisir kekeliruan pengisian formulir KK,”ungkap Arismaya.
Lebih jauh Arismaya mengatakan, kedepan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jember masih menganggap perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi kesalahan pengisian data kependudukan untuk mendapatkan data akurat .Dalam penyelesaian pemuktahiran data kependudukan tersebut dispenduk capil sudah didukung penuh oleh kecamatan, bahkan hampir seluruh kecamatan sudah menyelesaikan data kependudukan yang dihimpun dari masyarakat. Kalau semua data tersebut sudah masuk semua tidak ada kekeliruan, maka dispenduk capil akan segera menerbitkan nomor induk kependudukan (NIK).Dari data yang diperoleh dari dispenduik capil menyebutkan jumlah KK di Kabupaten Jember mencapai 678 ribu, namun kenyataan jumlah tersebut terus merangkak naik hingga 730 ribu lebih KK karena adanya kelahiran, mutasi penduduk, maupun.perkawinan
Sementara itu Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi meminta kepada masyarakat untuk tidaik melakukan kekeliruan dalam pengisian formulir KK, karena hal tersebut akan menghambat selesainya proses pemuktahiran data kependudukan yang tengah dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Jember. (mc_humas/jbr-win)

Targetkan Penduduk Seimbang BKKBN Pusat Ubah Visi dan Misi


Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat pada tahun 2011 ini rencananya akan merubah visi dan misi yang dipunyai, adapun visinya yakni penduduk seimbang tahun 2015 dan misi mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan serta keluarga kecil bahagia dan sejahtera.Dengan perubahan visi dan misi tersebut setidaknya berpengaruh pada arah kebijakan untuk penggarapan bidang keluarga berencana (KB), seperti revitalisasi program KB ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemandirian.Selain itu BKBN pusat menginginkan adanya peningkatan pemanfaatan sistim informasi manajemen (SIM), berbasis teknologi (IT), hal itu sengaja dilakukan oleh BKKBN pusat agar pelaksanaan program KB secara nasional dapat berjalan dengan baik.
Penegasan ini disampaikan oleh Dra.Lilik Hartini, MSi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB (BP2KB) Pemkab Jember, pemberlakukan visi dan misi tersebut setidaknya memudahkan pengendalian jumlah penduduk.secara terarah dan terencana.Berbicara persoalan kependudukan di Indonesia tidak hanya menyangkut jumlah penduduk saja, tapi termasuk didalamnya analisis dampak kependudukan, KB dan kesehatan reproduksi wanita, kesertaan ber KB jalur pemerintah dan jalur swasta, pembinaan kesertaan KB daerah galcitas (tertinggal)dan wilayah khusus, pembinaan kelangsungaan hidup ibu, bayi dan anak, keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga, pembinaan ketahanan balita dan anak, pembinaan ketahanan keluarga lansia, serta pemberdayaan ekonomi keluarga.
“Perubahan visi dan misi dipandang perlu oleh BKKBN pusat karena ada satu tujuan yang diinginkankan yakni penduduk seimbang 2015, kalau hal itu terwujud maka keluarga kecil bahagia dan sejahtera melalui program dua anak lebih baik dinilai berhasil dengan ditandai pencapaian target aseptor KB.Di Kabupaten Jember sendiri program KB cukup berhasil, bahkan jumlah aseptor IUD sangat tinggi mengalahkan kabupaten/kota di Jawa Timur. Tahun 2010 lalu jumlah aseptor baru IUD sebanyak 1356 orang atau 180%, jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan yakni 774 aseptor atau 3 aseptor di masing-masing desa se Kabupaten Jember.Dengan keberhasilan tersebut Kabupaten Jember memberi kontribusi terbanyak aseptor KB bagi Propinsi Jawa Timur, hal ini membuat Propinsi Jawa Timur mendapat penghargaan dibidang KB dari museum rekor Indonesia (Muri),”tandas Lilik.
Diakui oleh Lilik apa yang diraih oleh Kabupaten Jember yakni melonjaknya jumlah aseptor IUD tidak terlepas dukungan dari semua pihak termsasuk masyarakat, hal itu terlihat pada saat dilangsungkannya penilaian pencapaian aseptor IUD, PKK kecamatan, tim penggerak PKK kabupaten, dinas kesehatan, Kodim 0824, UPTB dan petugas lapangan KB (PLKB) bersatu padu agar dalam penilaian tesebut Kabupaten Jember berhasiil dalam menjalankan pencapaian aseptor KB.Dari catatan di BP2 KB Pemkab Jember permintaan kebutuhan alat kontrasepsi oleh masyarakat cenderung meningkat, namun stok yang dipunyai baik itu IUD maupun alat kontrasepsi lainnya lebih dari cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena BKKBN memasok alat kontrasepsi tersebut dalam jumlah yang memadai.
Sementara itu Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi merasa senang melihat tingginya animo masyarakat di Kabupaten Jember dalam mengikuti program KB, dua anak lebih baik diharapkan mampu menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta bukan jamannya lagi banyak anak banyak rejeki. (mc_humas/jbr-win)

Rabu, 02 Maret 2011

Tahun 2011, Dishub Ditarget Sumbang PAD Rp. 7,2 Miliar


Jember Terbina. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui biaya parkir berlangganan kendaraan bermotor tahun 2010 cukup signifikan. Untuk itu Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Jember (Dishub) tetap optimis apabila beban target setoran ditahun 2011 ini juga ditingkatkan.
Seperti diketahui, jumlah sumbangan PAD Dishub Jember melalui sektor parkir ditahun 2010 telah menunjukan hasil yang memuaskan yaitu melebihi target yang dibebankan, dari Rp. 6,8 miliar menjadi Rp. 7 miliar.
Dengan keberhasilan dibuat Dishub itu membuat DPRD Jember menetapkan target setoran PAD bagi Dishub untuk tahun ini menjadi Rp. 7,2 miliar. Beban tersebut secara umum akan memotivasi kinerja Dishub agar tetap optimis untuk mencapainya. Demikian penjelasan Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Perhubungan Pemkab Jember, Siswanto
Siswanto juga menuturkan, pengalaman Dishub mengelola parkir berlangganan sudah teruji dengan baik. Bahkan hasilnya mampu meningkatkan pemasukan ke pos PAD. “Target PAD, biasanya ditetapkan dengan nilai terendah. Demikian pula, ketika Dishub yang ditarget Rp. 7,2 Milyar, maka itu sudah dalam perhitungan”, tuturnya.
Ditambahkan, Dishub Jember juga sudah melakukan perhitungan yang matang dan rasional dalam memenuhi target PAD 2011. “Kebijakan biaya parkir berlangganan akan tetap ada mengingat volume kendaraan bermotor di Jember yang setiap tahunnya bertambah dibanding dengan daerah lain”, katanya.
System parkir berlangganan memang dianggap tepat untuk pemenuhan target setoran ke PAD. Karena, semua kendaraan yang dipunyai masyarakat harus mempunyai label parkir berlangganan yang notabenenya diperoleh dari Dishub dan berlaku 1 tahun.
Adapun untuk memperoleh parkir berlangganan, setiap pemilik kendaraan bermotor akan mendapatkannya ketika mengurus Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Sebab, pembayaran retribusi parkir dibayar bersamaan dengan administrasinya pengurusan STNK.
Selanjutnya, Dari data Satlantas Polres Jember, setiap tahunnya jumlah kendaraan bermotor roda dua bertambah hingga 3 ribu unit. Kemudian roda empat juga terus mengalami peningkatan, sedikitnya puluhan hingga ratusan unit.(humas)

Selasa, 01 Maret 2011

Adakan Ujian Bilingual Siapkan Siswa Lanjutkan Sekolah RSBI


Pertama kalinya pada tahun 2011 ini SMPN 6 Jember akan mengadakan ujian bilingual dan akan diikuti 36 siswa, mengingat di sekolah tersebut telah memiliki kelas bilingual mandiri dengan fasiltas yang didanai oleh wali murid. Meski termasuk hal yang baru namun SMPN 6 Jember akan tetap mengadakan ujian bilingual.Komitmen tersebut sengaja diambil untuk mempersiapkan siswa kelas IX di sekolah tersebut yang akan melanjutkan ke SMAN 1 Jember, mengingat SMAN 1 Jember yang menyandang predikat Sekolah Rintisan Berstandart Internasional (SBI) juga memiliki fasilitas kelas bilingual seperti SMPN 6 Jember.Di SMPN 6 Jember hingga saat ini telah memiliki 3 kelas bilingual mulai dari kelas VII hingga kelas IX, siswa yang masuk dalam kelas bilingual tersebut merupakan siswa pilihan dan telah lolos seleksi seperti bakat dan minat.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Erwan Salus Prijono,SPd.SP.d MPd Kepala SMPN 6 Jember, pelaksanaan ujian bilingual itu sendiri rencananya akan diadakan satu minggu setelah ujian nasional dengan tiga mata pelajaran yang akan diujikan seperti MIPA, matematika, dan bahasa Inggris.Erwan yakin anak didiknya mampu mengikuti ujian bilingual secara baik meski baru pertama kalinya diadakan, pasalnya siswa bilingual di sekolah tersebut sudah terbiasa mengikuti ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), maupun ujian semester bilingual selama tiga tahun sejak yang bersangkutan dinyatakan masuk kelas bilingual, sehingga ujian bilingual dirasa tidak terlampau memberatkan siswa dan nantinya peserta ujian bilingual ini akan mendapatkan transkrip nilai bilingual tersendiri..
“SMPN 6 Jember siap mengikuti ujian bililingual meski baru untuk pertama kalinya, materi soal bilingual tersebut tidak dibuat oleh sekolah tapi dari pusat sama halnya dengan ujian nasional (unas). Keberadaan SMP Sekolah Berstandart Internasional (SBI) di Kabupaten Jember seharusnya ditopang oleh lima SMA RSBI,ini untuk memberi motivasi tersendiri kepada anak didik untuk bisa melanjutkan ke RSBI. Selama ini Kabupaten Jember hanya memiliki tiga RSBI yakni SMAN 1 Jember, SMAN 2 Jember dan SMAN 1 Kencong, setidaknya hal ini perlu dipikirkan lagi oleh dinas pendidikan agar lebih banyak lagi peluang bagi mereka yang akan melanjutkan ke RSBI.Di Kabupaten Jember sendiri baru ada dua sekolah yang mengadakan ujian bilingual yakni SMPN 1 Jember dan SMPN 2 Jember, SMPN 4 Jember belum mengadakan ujian bilingual karena masih belum ada kelas IX bilingual-nya,”tukas Erwan.
Saat ditanya persiapan apa saja yang tengah dilakukan oleh SMPN 6 Jember dalam menghadapi ujian bilingual, Erwan mengaku telah melakukan penambahan bimbingan belajar setiap hari sabtu khusus bagi siswa kelas bilingual.Bahkan SMPN 6 Jember punya keinginan agar ujian bilingual yang baru pertama kalinya diadakan tersebut menuai sukses, hal itu jauh hari disikapi dengan mengundang native speaker yakni mahasiswa dari Polandia yang mengikuti pertukaran mahasiswa dengan Universitas Jember, harapannya agar siswa bilingual terbiasa dengan percakapan bahasa Inggris.Lebih lanjut Erwan mengatakan, dalam ujian bilingual ini tidak ada istilah lulus atau tidak lulus berbeda dengan ujian nasional.Bahkan SMPN 6 Jember terus berbenah diri untuk meningkatkan kwalitas kelas bilingual yang dipunyai, tidak hanya sekedar melengkapi piranti bilingual saja tapi juga peningkatan SDM guru bilingual-nya.
Sementara itu Kabag Humas Pemkab Jember Drs. Agus Slameto, MSi menilai pelaksanaan ujian bilingual di SMPN 6 Jember tersebut merupakan keberhasilan bidang pendidikan, Agus juga berharap kedepan lebih banyak lagi sekolah di Kabupaten Jember yang mengikuti ujian bilingual sebai bentuk peningkatan kwalitas pembelajaran di sekolah.(mc_humas/jbr-win)

 
Powered by Blogger | Printable Coupons